Solopos.com, SOLO – Bentrok dua kelompok massa jadi berita utama Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Selasa (18/11/2014). Seperti diberitakan kelompok pemuda beranggotakan puluhan orang merusak Sekretariat DPP Barisan Muda Indonesia, Senin (17/11/2014), pukul 12.00 WIB.
Kabar lain, dari kasus Raja Solo, Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai, menyatakan akan menggunakan metode tes DNA sebagai tindak lanjut penanganan kasus dugaan asusila yang menyeret Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Paku Buwono (PB) XIII.
Simak rangkuman berita Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Selasa (18/11/2014);
AKSI ANARKISTIS: Kelompok Pemuda Rusak Markas BMI
AKSI ANARKISTIS: Kelompok Pemuda Rusak Markas BMI
Kelompok pemuda beranggotakan puluhan orang merusak sekretariat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Barisan Muda Indonesia di Jl. Popda II, Nusukan, Banjarsari, Solo, Senin (17/11) pukul 12.00 WIB. Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam aksi anarkistis tersebut.
Namun kondisi sempat tegang karena anggota BMI sempat melancarkan aksi balas dendam dengan cara melemparkan batu ke sekelompok orang yang membawa bendera Setia Hati Teratai (SHT) yang lewat di depan markas.
Aparat Polresta Solo memasang garis polisi untuk mengamankan lokasi. Petugas Identifikasi Polresta Solo tampak mengolah tempat kejadian perkara (TKP). Para pemuda anggota BMI bergerombol di samping kantor sambil menunggu proses olah TKP.
(Baca Juga: Bentrok Warga Kembali Pecah di Solo Selasa (18/11/2014) Dini Hari, Dituduh Serang BMI, PSHT Akui Kawal Sidang, Sekretariat DPP Diserang, BMI Cegat Mobil, Aktivis BMI Tuduh SHT Serang Sekretariat DPP)
SMP MINIM SISWA: Peminat Makin Turun, Harus Rajin Bikin Terobosan
Sejumlah bangku di Kelas VIII SMP Purnama Solo terlihat kosong, Senin (17/11) siang. Seorang guru, Puryono, mengajar di depan tanpa perlu mengeluarkan suara keras. Siang itu dia mengajar mata pelajaran Bahasa Jawa.
Bangku-bangku di kelas itu kosong bukan karena para siswa membolos. Namun, kelas berukuran 10 meter x 8 meter tersebut sehari-hari memang hanya berisi 24 siswa kelas VIII.
Puryono menyatakan jumlah siswa yang sedikit tak memengaruhi kegiatan belajar mengajar (KBM). “Dengan jumlah siswa hanya 24 orang, pembelajaran lebih efektif dan siswa lebih berkonsentrasi saat KBM berlangsung,” kata Puryono yang juga Kepala SMP Purnama Solo ini kepada Espos di lokasi, Senin.
KASUS RAJA SOLO: Polisi Bakal Lakukan Tes DNA Terhadap At
Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai, menyatakan akan menggunakan metode tes DNA sebagai tindak lanjut penanganan kasus dugaan asusila yang menyeret Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Paku Buwono (PB) XIII. Tes tersebut akan dilakukan di Rumah Sakit Kramat Jati setelah korban, At, melahirkan bayi yang dikandungnya.
Kapolres berharap hasil tes tersebut bisa menguak kejadian yang sebenarnya.
(Baca Juga: Aktivis Anggap Korban PB XIII Dieksploitasi, PB XIII Tolak Permintaan Penasehat Hukum Korban, Kuasa Hukum: Media Massa Bunuh Karakter PB XIII)
FASILITAS PENDIDIKAN: 187 Ruang Sekolah di Solo Rusak Berat
Sebanyak 187 ruang kelas SD, SMP, dan SMK di Kota Solo diketahui rusak berat. Fakta tersebut terungkap dari hasil inventarisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo pada 2014.
Dari inventarisasi tersebut juga diketahui 470 ruang kelas lainnya rusak ringan, sedangkan 49 ruang masuk kategori rusak sedang. Banyaknya ruang kelas yang rusak itu dipaparkan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, saat menyampaikan Nota Jawaban Wali Kota atas Pendangan Umum Fraksi di DPRD Solo tentang APBD 2015, Jumat (7/11) lalu.
(Baca Juga: Duh! 187 Ruang Sekolah di Solo Rusak Berat)