News
Selasa, 18 November 2014 - 00:15 WIB

KENAIKAN HARGA BBM : Berunjuk Rasa Spontan, GMKI Janji Gelar Aksi Lanjutan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengguna kendaraan bermotor antre untuk membeli premium di salah satu SPBU di Jakarta Pusat, sebelum kenaikan harga BBM bersubsidi, Senin (17/11/2014).(JIBI/Solopos/Antara/Fanny Octavianus)

Solopos.com, JAKARTA — Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Jakarta menggelar aksi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Jl. Salemba Raya, Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2014) dini hari. Aksi spontan itu muncul sebagai reaksi atas pengumuman harga baru BBM oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/11/2014) malam.

“Kami menolak kenaikan harga BBM, dan sangat menyayangkan tidak adanya solusi yang konkret dari pemerintah atas hal ini,” kata petugas humas GMKI Jakarta, Wira.

Advertisement

Berdasarkan laporan kantor berita pelat merah, Antara, unjuk rasa yang digelar tepat di depan Sekretariat GMKI Jakarta itu berlangsung sekitar satu jam, dan berakhir sekitar pukul 00.20 WIB. Dalam aksi itu, para anggota GMKI selain menyampaikan orasi dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan, juga melakukan pembakaran kayu dan ban bekas.

Para pengunjuk rasa berencana melakukan aksi lanjutan dalam waktu selanjutnya. “Kami akan mengkoordinasikan aksi lanjutan terkait penolakan kenaikan harga BBM dengan organisasi lain,” ujar Wira.

Jajaran Polsek Senen terlihat berjaga di sekitar lokasi untuk mengamankan demonstrasi itu kendati berakhir damai. Antara menambahkan unjuk rasa tersebut membuat arus lalu lintas kendaraan yang mengarah ke kawasan Matraman tersendat.

Advertisement

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menaikkan harga BBM bersubsidi jenis premium dari Rp6.500 per liter menjadi Rp8.500 per liter, serta solar dari Rp5.500 per liter menjadi Rp7.500 per liter, yang berlaku sejak Selasa (18/11) pukul 00.00 WIB. Penyesuaian harga tersebut diklaim Jokowi dilakukan dalam rangka mengalihkan belanja subsidi yang selama ini bersifat konsumtif ke sektor produktif.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif