Jogja
Selasa, 18 November 2014 - 09:41 WIB

Harga Sembako di Bantul Sudah Merangkak Naik Seminggu Terakhir

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi telur (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Harianjogja.com, BANTUL—Harga kebutuhan bahan pokok dan sayur mayur merangkak naik. Di wilayah perkotaan Bantul, seperti telur ayam, sepekan terakhir naik Rp1.200 menjadi Rp16.000 per kilogram dari sebelumnya di kisaran Rp15.000.

Pedagang kebutuhan pokok di Kecamatan Bantul, Zahrowi, mengungkapkan kenaikan harga telur antara lain karena adanya isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). “Bukan karena terganggunya pasokan telur dari produsen,” ujarnya, Senin (17/11/2014).

Advertisement

Harga sayur mayur seperti cabai dan bawang juga naik. Kenaikan signifikan terutama terjadi pada komoditas cabai. Harga cabai rawit merah dan cabai merah keriting kini mencapai Rp45.000 per kilogram.

Ngatijah, pedagang cabai di Pasar Bantul, mengatakan harga cabai terus melambung beberapa pekan terakhir. Dari mulai harga Rp3.000 per kg saat panen raya lalu naik menjadi Rp20.000 kini bertengger di harga Rp45.000 per kg. “Sekarang ini sudah paling tinggi harganya. Mungkin besok naik lagi,” tuturnya.

Harga cabai rawit hijau dan cabai merah besar lebih murah sebesar Rp32.000 per kg. Komoditas lainnya yang mengalami kenaikan harga yaitu bawang merah dan bawang putih.

Advertisement

Harga kedua komoditas ini mencapai Rp14.000 per kg atau naik sebesar Rp2.000. Ngatijah mengatakan kenaikan harga sayur mayur itu disebabkan berkurangnya pasokan dari produsen cabai dan bawang.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Bantul Sulistyanta menyatakan kenaikan harga sayur mayur lebih disebabkan faktor cuaca musim hujan yang mengakibatkan berkurangnya pasokan cabai.

Dia mengklaim isu kenaikan BBM saat ini belum memicu kenaikan harga sembako dan sayur mayur di Bantul. Kenaikan harga sembako bakal terus berlangsung sampai Januari mendatang.

Advertisement

Memasuki Januari, kondisi cuaca diperkirakan akan mulai membaik sehingga kegiatan bercocok tanam akan kembali normal.

Kendati harga tinggi, Sulistyanta memastikan tidak akan ada kelangkaan sembako dan sayur mayur. “Kalau langka mungkin tidak, barangnya ada hanya jumlahnya tidak melimpah,” ucap Sulistyanta.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif