News
Selasa, 18 November 2014 - 07:15 WIB

BURSA SAHAM : Awas! Investor Asing Seolah-Olah Panik Hadapi BBM Naik

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengguna kendaraan bermotor antre untuk membeli premium di salah satu SPBU di Jakarta Pusat, sebelum kenaikan harga BBM bersubsidi, Senin (17/11/2014).(JIBI/Solopos/Antara/Fanny Octavianus)

Solopos.com, JAKARTA — Kenaikan harga BBM bersubsidi yang diberlakukan pemerintahan pada hari ini diprediksi mempengaruhi sejumlah sektor dan saham di bursa efek Indonesia.

Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menyebutkan sejumlah saham yang akan terpukul karena kenaikan terseburt adalah sektor otomotif, transportasi darat, konsumer, serta perbankan.

Advertisement

Adapun dari sisi makroekonomi, Edwin Sebayang memperdiksi inflasi Indonesia tahun ini bisa mencapai 6,19% dan pertumbuhan Indonesia di kuartal IV/2014 berpotensi berada di bawah 5%.

“Merujuk statement Menteri Keuangan kemarin, harga keekonomian BBM bersubsidi saat ini sekitar Rp10.000/liter, itu artinya walaupun sudah dinaikkan, pemerintah tetap memberikan subsidi sekitar Rp1.500/liter dikali 46 juta kilo liter,” ujarnya dalam riset yang diterima Bisnis/JIBI, Selasa (18/11/2014).

Sementara itu, Head of Research Woori Korindo Securities Indonesia menyebutkan pilihan saham-saham yang dapat diperhatikan dengan adanya imbas kenaikan BBM ini a.l AKRA, PGAS, WIKA dkk, ADHI, TLKM, dan KLBF.

Advertisement

Dia juga memprediksi akan terjadi adu kekuatan volume jual beli antara buyer yang setuju kenaikan BBM dan seller yang tidak sepakat dengan kebijakan tersebut.

“Bagi investor ritel, tetap perhatikan ritme dan arah pasar. Jangan panik dan terlalu berlebihan menanggapi kebijakan tersebut,” ungkapnya.

Dia memprediksi indeks bisa berfluktuasi pada awal perdagangan seolah-olah pasar merespon negatif kebijakan tersebut. “Padahal investor asing sedang menampung ‘barang’ untuk kemudian dilakukan profit taking,” tambahnya.

Advertisement

Reza juga mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi akan menyumbang inflasi sebesar 2,65% untuk November dan Desember. Namun, hal itu diprediksi hanya sementara dengan asumsi pemerintah dapat menjaga pasokan barang dan bahan makanan, serta pengalihan dana ke sejumlah sektor seperti infrastruktur, kesehatan, konstruksi, dan sektor produktif lainnya.

Seperti diketahui, Presiden RI Joko Widodo semalam mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000/liter, yakni jenis premium menjadi Rp8.500/liter dan solar menjadi Rp7.500/liter.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif