Lifestyle
Senin, 17 November 2014 - 18:20 WIB

Waspadai Pneumonia Pada Balita!

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA – Direktorat Jenderal  Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, HM Subuh mendesak pemerintah serius dalam penanganan peumonia yang kerap menyerang anak-anak. Subuh mengungkapkan hal itu dalam seminar peringatan Hari Pneumonia se-Dunia yang digelar di Hotel Eartsparch Jogja, Sabtu (15/11/2014).

Dia memaparkan, kasus kematian balita akibat penyakit yang dikenal dengan nama paru-paru basah ini cukup tinggi. Angkanya mencapai 13,5% dari jumlah kematian balita setiap tahunnya. Adapun rata-rata jumlah kematian balita di Indonesia sejak 2007 lalu adalah 127.000 kematian per tahun.

Advertisement

“Jumlah balita di negeri ini ada 10 persen dari keseluruhan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 200 juta jiwa. Artinya cukup banyak, apabila pneumonia ini mendapat perhatian serius maka potensinya sangat berbahaya lantaran anak-anak sangat mudang terserang penyakit ini,” paparnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pneumonia pada anak akan berakibat kematian apabila penderita terlambat mendapatkan penanganan medis. Padahal apabila indikasi awal sudah diketahui, pengobatan terhadap pneumonia sebenarnya mudah.

Menurut Subuh, penanganan dengan pemberian antibiotik bisa mencegah akibat yang lebih fatal. Apalagi, lanjut dia, perkembangan pneunomia di negara iklim tropis seperti Indonensia diakibatkan oleh bakteri. Berbeda dengan pneoumonia di negara maju yang banyak diakibatkan virus.

Advertisement

“Sebenarnya lebih mudah, namun seringnya anak yang terserang penyakit ini terlambat diobati akhirnya mengalami sesak nafas hebat dan berujung kematian,” jelasnya.

Kasus pneunomia pada anak jarang terindikasi secara dini lantaran anak-anak belum bisa mengeluh seperti halnya orang dewasa. Selain itu kondisi fisik anak memang masih rentan terhadap segala faktor-faktor penyebab penyakit ini.

Kasus pneunomia  di pedesaan, papar Subur, lebih banyak daripada di perkotaan. Hal itu terjadi karena faktor keterbatasan sarana kesehatan di pedesaan. Di perkotaan, pneunomia disebabkan oleh polusi industri dan kendaraan.

Advertisement

“Tidak hanya itu saja, kebiasaan orangtua merokok bisa berpotensi menyebabkan pneumonia pada anak-anak,” paparnya lebih lanjut.

Adapun gejala awal pneumonia hampir mirip dengan flu dan gangguan pernafasan akut atau ISPA. Batuk dan sesak nafas atau bahkan frekuensi bernafas sangat cepat bisa menjadi indikasi awalpneumonia. Setelah parah,  demam dan diare kerap menyertai penyakit ini.

Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan DIY Daryanto Chadorie menambahkan, kasus pneumonia di DIY tidak begitu signifikan jumlahnya. Kompleksnya sarana kesehatan di DIY mempermudah pemantauan kesehatan terhadap anak sehingga pneumonia dapat dicegah sedini mungkin.

Pencegahan Pneumonia pada Anak
1. Pemberian ASI ekslusif
2. Pemberian gizi cukup
3. Imunisasi lengkap
4. Menjauhkan dari asap rokok dan dapur
5. Biasakan mencuci tangan pakai sabun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif