News
Senin, 17 November 2014 - 09:25 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Kasus Dana Ingub hingga Pemkot Tolak Bayar Uang Sewa ke PT KAI

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Senin, 17 November 2014

Solopos.com, SOLO – Inilah berita Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Senin (17/11/2014). Diberitakan Sejumlah pemborong di Karanganyar bingung mencairkan anggaran proyek setelah Kepala DPU, Priharyanto, ditahan Kejakti Jateng terkait kasus dana Ingub 2003/2004.

Kabar lain, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Solo mengusulkan pembatasan pendirian SMP. Hal itu untuk menjaga keseimbangan rasio jumlah lulusan dan jumlah SMP di Solo.

Advertisement

Selain itu ada laporan dari kegiatan Colorfull Sunday Solopos di Atrium Solo Paragon Lifestyle Mall dan Pemkot enggan membayar tunggakan uang sewa lahan tiga pasar tradisional yang menempati tanah PT. KAI. Simak rangkuman berita Soloraya Harian Umum Solopos edisi Senin, 17 November 2014 berikut;

KASUS DANA INGUB: Kepala DPU Ditahan, Pemborong Bingung

Advertisement

KASUS DANA INGUB: Kepala DPU Ditahan, Pemborong Bingung

Sejumlah pemborong di Karanganyar bingung mencairkan anggaran proyek setelah Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Priharyanto, ditahan Kejaksaan Tinggi (Kejakti) Jateng terkait kasus dana Instruksi Gubernur (Ingub) 2003/2004.

Kondisi itu menyulitkan karena saat ini para pemborong sangat membutuhkan pencairan dana guna mendukung pelaksanaan proyek di Bumi Intanpari. Di sisi lain, Ketua harian Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Karanganyar, Sutarso, berharap Bupati Karanganyar, Juliyatmono, segera mengajukan penangguhan penahanan Priharyanto guna men dukung kepentingan administrasi pelak sanakan proyek.

Advertisement

(Baca Juga: Kepala Dinas PU Karanganyar Ditahan Kejakti, Rina Iriani Diduga Terlibat)

LAHAN PASAR TRADISIONAL: Pemkot Tolak Bayar Uang Sewa ke PT KAI

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tak mau membayar tunggakan uang sewa lahan tiga pasar tradisional yang menempati tanah PT Kereta Api Indonesia (KAI). Pemkot meminta PT KAI menggratiskan sewa lahan tersebut karena selama puluhan tahun merasa ikut mengamankan aset dengan menempati lahan tersebut.

Advertisement

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, ketika dijumpai wartawan di arena car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi, Minggu (16/11), mengatakan telah bertemu dengan Direktur Utama PT KAI terkait persoalan tunggakan sewa lahan tiga pasar yang menempati tanah PT. KAI. Ketiga pasar tersebut yaitu Pasar Sangkrah, Pasar Jebres, dan Pasar Sidomulyo.

“Kami sudah bicarakan dengan Dirut PT KAI. Kami akan diberi tarif sosial, tapi berapa besarannya belum tahu. Sepanjang belum ada kepastian tarif ini, kami tidak kan membayar dulu,” kata Rudy.

Rudy menyayangkan munculnya informasi mengenai rencana PT KAI yang akan menutup pasar tradisional karena belum membayar uang sewa lahan. Rudy menyebut PT KAI siap menetapkan tarif sewa sosial. Namun opsi itu belum disetujui Pemkot.

Advertisement

(Baca Juga: Pemkot Solo Tolak Bayar Uang Sewa ke PT KAI)

PENATAAN SEKOLAH: MKKS: Batasi Pendirian SMP!

Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Solo mengusulkan pembatasan pendirian SMP. Hal itu untuk menjaga keseimbangan rasio jumlah lulusan dan jumlah SMP di Solo.

Usulan itu mencuat saat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Solo menggelar diskusi tentang zonasi sekolah bersama kepala SMP Negeri se-Kota Solo di SMPN 1 Solo, Kamis (13/11).

(Baca Juga: Diskusi MKKS Buka Wacana Setop SMP Baru)

COLORFUL SUNDAY: Ajang Interaksi Solopos dengan Masyarakat

Ratusan anak memadati Atrium Solo Paragon Lifestyle Mall, Minggu (16/11). Mereka serius mengamati kertas putih bergambar di hadapan masing-masing. Setelah pembawa acara menyuarakan kata “mulai”, mereka sigap menyambar beberapa pensil warna.

Kertas putih itu bergambar tiga tokoh kartun sedang mengayuh perahu di laut. Beberapa anak memilih mewarnai laut terlebih dahulu dengan pensil warna biru. Ada juga yang lebih dulu mewarnai tokoh kartun dngan warna cokelat. Para orang tua yang turut mendampingi anak mereka membimbing dan memberikan arahan.

Anak-anak itu sedang mengikuti lomba mewarnai yang digelar Harian Umum Solopos dalam rangka memperingati ulang tahun yang ke-17. Acara Solopos Colorful Sunday itu mengambil tema Warnai Hari Liburmu Bersama Keluarga. Lomba tersebut diikuti oleh anak-anak yang duduk di kelas I dan kelas II sekolah dasar (SD).

Setelah 20 menit, beberapa anak sudah menyelesaikan tugas mereka. Padahal waktu yang diberikan adalah 60 menit. Hal tersebut memacu peserta yang lain untuk segera merampungkan karya masing-masing. “Salah satu tujuan kegiatan ini memang mendorong anak untuk belajar berkompetisi dan juga mengasah kreativitas mereka,” ujar Manajer Promosi PT Aksara Solopos, Intan Nurlaili, saat ditemui Espos di lokasi acara, Minggu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif