News
Senin, 17 November 2014 - 14:15 WIB

PEMBUKAAN SEKOLAH INTELIJEN : Panglima TNI : Ada Upaya Mengecilkan Peran Intelijen

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jenderal TNI Moeldoko (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, JAKARTA – Setelah zaman reformasi, persoalan intelijen menjadi kacau balau, bahkan ada upaya untuk mengecilkan peran dan fungsi intelijen.

Hal itu diungkapkan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko saat menjadi inspektur upacara pembukaan Sekolah Manajemen dan Analis Intelijen di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (17/11/2014).

Advertisement

“Hampir sebagian kita tahu, hampir sebagian pejabat tahu, hampir sebagian masyarakat tahu dan merasakan, tetapi sebagian besar itu juga tak berbuat apa-apa dan hanya menikmati kondisi ini,” katanya.

Jenderal TNI berbintang empat ini mengemukakan dalam situasi seperti saat ini, bisanya sebagian besar masyarakat hanya memberikan komentar, mengeluh dan bahkan cenderung menyalahkan orang lain.

“Tapi tak ada upaya yang serius untuk menangani itu,” kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini.

Advertisement

Kondisi itu, lanjut Panglima TNI, sudah berlangsung lama, sehingga persoalan intelijen menjadi lemah dan tak berdaya.

Untuk mengembalikan Indonesia yang memiliki intelijen yang kuat bukan persoalan yang mudah, namun membutuhkan waktu relatif lama.

“Dulu kita punya tokoh dan master intelijen yang hebat dan diakui oleh dunia, seperti Benny Moerdani dan Hendropriyono. Namun ke arah sini belum ada lagi master intelijen Indonesia,” tutur Panglima TNI.

Advertisement

Oleh karena itu, Panglima TNI menginginkan untuk memperkuat Badan Intelijen Strategis (Bais) dan jajaran intelijen di lingkungan TNI.

“Ada sasaran yang ini dicapai dalam sekolah ini, yakni peningkatan kemampuan intelijen guna menciptakan master intelijen,” kata Moeldoko.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga tengah memikirkan perwira menengah (pamen) seperti letnan kolonel yang memiliki intelijen yang hebat, tetapi tak punya kesempatan untuk Sekolah Staf Komando (Sesko) TNI dan masa depannya tidak jelas karena tidak ada sekolah untuk naik pangkat.

“Menurut pandangan saya, saat ini para pamen tak usah memikirkan soal jabatan. Karena nantinya akan menjadi master intelijen,” kata dia di hadapan puluhan siswa intelijen.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif