Lifestyle
Senin, 17 November 2014 - 01:20 WIB

Bayi Tak Dapatkan ASI, Peluang Alami Pneumonia Lebih Besar

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ASI (BBC)

Harianjogja.com, JOGJA-Bayi yang tidak mendapatkan air susu ibu mempunyai risiko terjangkit pneumonia, kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan HM Subuh.

“Pneumonia adalah penyakit radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri. Pneumonia adalah penyakit mematikan bagi balita,” katanya pada seminar ‘Selamatkan Anak dari Pneumonia’, dalam rangka Hari Pneumonia Sedunia 2014, di Yogyakarta, Sabtu.

Advertisement

Ia mengatakan pneumonia adalah pembunuh utama balita di dunia. Korban pneumonia lebih banyak dibandingkan dengan gabungan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan tuberkulosis.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun diperkirakan 1,1 juta balita di dunia meninggal karena pneumonia, sebanyak 99 persen terjadi di negara berkembang.

Advertisement

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun diperkirakan 1,1 juta balita di dunia meninggal karena pneumonia, sebanyak 99 persen terjadi di negara berkembang.

“Sekitar 60 persen kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri, sedangkan di negara maju umumnya disebabkan oleh virus,” katanya.

Ia mengatakan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa insiden pneumonia di Indonesia pada balita adalah 1,8 persen. Angka ini menurun dibandingkan angka pada 2007, yakni 2,1 persen.

Advertisement

Selain itu adanya polusi udara dalam rumah, tinggaldi lokasi yang padat penduduk, dan keluarga yang tidak berperilaku hidup bersih dan sehat.

“Pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian pneumonia sejak beberapa dasawarsa lalu,” katanya.

Menurut dia, upaya itu mencakup pengendalian faktor risiko pneumonia yang diperkuat dengan pencegahan dan pengendalian pneumonia balita yakni peningkatan gizi masyarakat termasuk promosi ASI dan pencegahan bayi dengan berat badan lahir rendah.

Advertisement

Upaya lain adalah pelaksanaan program imunisasi termasuk imunisasi campak, difteria, pertusis, dan hemofilus influenza Tipe B, penyehatan lingkungan termasuk upaya pencegahan polusi dalam rumah serta upaya permukiman sehat dan kawasan sehat.

Ia mengatakan upaya itu diperkuat dengan promosi berhenti merokok dan perluasan kawasan tanpa rokok, penemuan dan tata laksana pneumonia balita yang diperkuat dengan penemuan kasus sedini mungkin, pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di puskesmas.

Selain itu, penyediaan obat dan peralatan di seluruh puskesmas termasuk puskesmas di daerah terpencil dan promosi kesehatan tentang deteksi dini pneumonia dan pentingnya berobat segera.

Advertisement

“Upaya lain adalah pelaksanaan promosi kesehatan yang difokuskan pada mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari dan seumur hidup,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif