Jogja
Minggu, 16 November 2014 - 23:20 WIB

Siap-siap, Taman Budaya Jogja Akan Gelar Festival Ketoprak

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergelaran Ketoprak Kerabat Kerja Seniman Muda Surakarta di Taman Balekambang, Solo (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Harianjogja.com, JOGJA-Taman Budaya Yogyakarta (TBY) akan kembali menggelar festival ketoprak yang diikuti peserta dari seluruh kota dan kabupaten di DIY pada 18-19 November 2014.

“Festival ini digelar karena ketoprak merupakan salah satu bentuk seni tradisi yang memiliki kedekatan dengan masyarakat,” kata Ketua Panitia Festival Ketoprak 2014 Wasdiyanta, Santu (15/11/2014)

Advertisement

Selain itu, lanjut dia, festival ketoprak yang akan dilaksanakan di Gedung Concert Hall, kompleks Taman Budaya Yogyakarta, tersebut untuk menyediakan ruang aktualiasi bagi kelompok-kelompok ketoprak di daerah, sekaligus mengukur perkembangan kreasi kelompok di setiap kota dan kabupaten.

“Nantinya, akan diketahui tolok ukur perkembangan ketoprak di tiap daerah,” katanya.

Advertisement

“Nantinya, akan diketahui tolok ukur perkembangan ketoprak di tiap daerah,” katanya.

Melalui festival tersebut, kata Wasdiyanta, seniman ketoprak bisa memberikan pertanggungjawaban kepada masyarakat terhadap upaya pelestarian seni tradisi yang menjadi citra budaya Mataram.

“Ketoprak adalah seni yang unik karena selain memberikan hiburan, ada pesan moral yang disampaikan melalui cerita yang terbangun,” katanya.

Advertisement

Pada hari pertama festival, akan ditampilkan kelompok dari Kabupaten Gunung Kidul, Kota Yogyakarta dengan lakon berjudul

“Pangeran Raditya”, dan kelompok dari Kabupaten Bantul dengan garapan lakon “Asoka”.

Sedangkan pada hari kedua festival akan tampil kelompok dari Kabupaten Kulon Progo dengan lakon “Kidung Ing Saradan” serta Kabupaten Sleman dengan lakon berjudul “Luluh”.

Advertisement

Panitia telah menyiapkan sejumlah juri yang berkompeten, di antaranya Widayat, Indra Tranggono, Marwoto Kawer, dan Susilo Nugroho atau yang lebih dikenal sebagai Den Baguse Ngarso.

Sebelumnya, penulis naskah ketoprak Yogyakarta Nano Asmorodono memperkirakan tidak akan terjadi kekurangan pemain ketoprak karena sudah banyak generasi muda yang mempelajari dan ingin bermain ketoprak.

“Generasi muda yang bermain ketoprak perlu mendapat apreasiasi meskipun mereka belum memainkan kesenian tersebut sesuai dengan pakem dan tata aturan yang sebenarnya,” katanya.

Advertisement

Namun demikian, ia meyakini para generasi muda tersebut akan belajar secara perlahan-lahan untuk menguasai seni ketoprak yang baik.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif