Soloraya
Minggu, 16 November 2014 - 09:40 WIB

Petani Jamur di Merapi Kembang Kempis

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi jamur (dok)

Solopos.com, KEMALANG — Para petani jamur di Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten, mulai kesulitan mengembangkan usahanya karena faktor pemasaran. Padahal, budidaya jamur tiram pernah digadang-gadang sebagai upaya pemulihan ekonomi warga pascaerupsi Gunung Merapi.

Kepala Desa (Kades) Sidorejo, Jemakir, mengatakan upaya budidaya jamur tiram di wilayahnya mulai kurang produktif. Menurut Jemakir, saat ini tinggal dua kelompok pembudidaya jamur yang bertahan di desanya. Padahal sebelum erupsi Merapi 2010 lalu, jumlah pembudidaya jamur tiram mencapai lima kelompok.

Advertisement

“Letak geografis Kemalang sebenarnya mendukung pengembangan jamur. Namun faktor pemasaran masih menjadi kendala bagi petani,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (16/11/2014).

Kades mengatakan problem pemasaran kini juga mulai mengganjal salah satu kelompok yang masih bertahan. Pasalnya, pangsa pasar pembudidaya jamur di Sidorejo masih belum beranjak dari wilayah lokal. Padahal, menurut Jemakir, permintaan pasar di luar daerah sebenarnya cukup besar jika ada perantara.

“Selama ini paling cuma dititipkan ke pedagang-pedagang sayur lokal. Kami berharap Pemkab atau CSR [corporate social responsibilty] dapat membantu mengurai masalah petani,” kata Jemakir.

Advertisement

Kades juga berharap ada semacam pelatihan untuk mengembangkan jamur menjadi produk olahan. Dengan demikian, produk jamur yang dihasilkan petani bisa bernilai tambah. Saat ini ada sekitar 25 petani dari dua kelompok pembudidaya jamur yang masih menekuni usahanya. Mereka memanfaatkan gedung berukuran 6 meter kali 8 meter untuk budidaya jamur tiram melalui baglog.

Sementara itu, Camat Kemalang, Pri Harsanto, mengaku telah berupaya mengembangkan pertanian jamur dengan sejumlah sosialisasi dan pendampingan. Terakhir, pihaknya menggandeng konsultan untuk mencari solusi pemasaran maupun pengembangan kualitas produksi jamur.

“Ke depan petani diarahkan membuat rencana bisnis mengacu kondisi produksi dan pangsa pasar. BRI juga siap mendukung permodalan lewat kredit usaha rakyat,” ujarnya. Pri menambahkan saat ini ada 82 petani jamur yang tersebar di lima desa di Kemalang yakni Talun, Sidorejo, Tlogomulyo, Tlogowatu, dan Balerante.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif