Soloraya
Minggu, 16 November 2014 - 13:46 WIB

KELANGKAAN ELPIJI SOLORAYA : ELPIJI Harga Elpiji 3 Kg di Klaten Meroket

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi distribusi elpiji kemasan tabung isi 3 kg (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Solopos.com, KLATEN — Harga elipiji 3 kg di wilayah Kecamatan Juwiring, Klaten, meroket dalam tiga hari terakhir. Harga di tingkat pengecer yang sebelumnya Rp18.000/tabung kini menjadi Rp23.000/tabung dan Rp24.000/tabung.

Salah satu warga Desa Tanjung, Kecamatan Juwiring, Klaten, Farida, 27, mengatakan kenaikan harga tersebut terjadi dalam tiga hari terakhir. Ia yang memiliki warung makan terpaksa tutup karena harga elpiji 3 kg dianggap terlalu mahal.

Advertisement

“Dua pekan lalu harga elpiji 3 kg masih Rp18.000/tabung. Awal pekan lalu naik menjadi Rp19.000/tabung, dan tiga hari terakhir naik lagi menjadi Rp24.000/tabung. Tiga hari ini saya tidak buka warung karena harga elpiji terlalu mahal,” katanya kepada Solopo.com, Minggu (16/11/2014).

Ia sengaja menutup warungnya sementara untuk menunggu harga elpiji 3 kg stabil. Farida juga enggan berjualan karena takut merugi. Sebab, jika ia menaikkan harga makanan, ia khawatir banyak diprotes pelanggannya. “Kalau seperti ini terus, saya tidak bisa mencari uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saya berharap harga elpiji 3 kg bisa kembali normal sehingga saya bisa berjualan lagi,” tuturnya.

Warga Desa Jaten, Kecamatan Juwiring, Indrawati, 30, juga mengungkapkan hal serupa. Di wilayahnya, harga elpiji 3 kg mencapai Rp23.000/tabung. Ia pun kesulitan untuk membeli elpiji tersebut karena harus mengantre selama 10 hari.

Advertisement

“Akhir pekan lalu saya membeli elpiji 3 kg dengan harga Rp23.000/tabung. Itu pun sebelumnya harus mengantri dulu di tempat pengecer selama 10 hari. Padahal, saya harus memasak untuk di rumah. Terpaksa beberapa hari ini, saya membeli makanan matang untuk kebutuhan di rumah,” ujar Indrawati, Minggu.

Ia berharap pemerintah bisa turun ke lapangan untuk mengecek kondisinya dan mengendalikan harga elpiji agar kembali stabil. Ia khawatir jika harga elpiji tidak segera turun, maka jumlah pengeluarannya untuk kebutuhan sehari-hari bisa membengkak.

Sementara itu, seorang pemilik pangkalan elpiji 3 kg di wilayah Kecamatan Klaten Utara, Sudirin, 50, mengatakan kenaikan harga elpiji di wilayahnya tidak ada yang signifikan. Namun, di kalangan pengecer ada yang harganya mencapai Rp19.000/tabung. Menurut Sudirin, meroketnya harga elpiji tersebut karena penjualannya melalui beberapa pengecer sehingga mereka mencari untung dan di tingkat konsumen harganya menjadi mahal.

Advertisement

“Kalau dari pangkalan, saya menjualnya [elpiji 3 kg] Rp15.500/tabung. Tapi, di kalangan pengecer ada yang menjualnya Rp19.000/tabung. Kalaupun ada yang harganya sampai Rp20.000/tabung, itu karena dari satu pengecer menjualnya ke beberapa pengecer lagi sehingga harganya naik,” katanya, Minggu.

Terkait jumlah pasokan, ia menyatakan masih sama yakni 25 tabung per hari sesuai kuota yang ia dapat. Namun, jumlah permintaan dari pembeli naik hingga 50 persen. Ia yang biasanya mendapat permintaan 25 tabung per hari, kini permintaannya mencapai 35 hingga 40 tabung per hari.

Naiknya permintaan itu membuatnya membatasi penjualannya. Misalnya, ada seorang pembeli yang memesan dua tabung, ia hanya menjual satu tabung karena harus dibagi kuotanya dengan para pembeli lainnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif