News
Minggu, 16 November 2014 - 12:05 WIB

GEMPA MALUKU & SULAWESI : Tidak Ada Korban Jiwa, Ini Daftar Kerusakan Pascagempa

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi gempa bumi (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan pasca gempa bumi Sulawesi Utara dan Maluku Utara berkekuatan 7,3 SR yang terjadi pada Sabtu (15/11/2014) pukul 09.31 WIB relatif terkendali.

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Sulawesi Utara mencatat sejumlah kerusakan terjadi pada sebagian dinding lantai 7 Hotel Lion Kota Manado. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Advertisement

Kemudian di Kabupaten Kepulauan Sitaro (Siau, Tagulandang dan Biaro) ada empat rumah rusak ringan di Kelurahan Bahoy, Kecamatan Tagulandang. Di Kabupaten Talaud, Sangihe, Minahasa Utara, Bitung, Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow Timur, dan Minahasa Utara tidak ada korban jiwa dan kerusakan bangunan.

BPBD Maluku Utara juga telah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten terdampak gempa. Berdasarkan laporan dari BPBD Kota Ternate, BPBD Kabupaten Halmahera Utara, Kepulauan Sula, dan Halmahera Barat tidak ada korban jiwa dan kerusakan rumah dan bangunan pemerintahan akibat gempabumi dan tsunami minor kemarin.

“Kondisi masyarakat telah normal,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan resminya, Minggu (16/11/2014).

Advertisement

Sutopo menambahkan ada beberapa gempa susulan tetapi dirasakan tidak terlalu kuat. Hal yang sama juga disampaikan BPBD Gorontalo, tidak ada laporan kerusakan akibat gempa.

Saat ini TRC BNPB dipimpin Direktur Perbaikan Darurat BNPB, Yolak Dalimunthe, bersama TRC BPBD dan personel dari Kementerian PU-Pera, Kemensos, dan Kemenkes, masih berada di Halmahera Barat mendampingi Pemda melakukan pendataan dan koordinasi dengan SKPD terkait.

Walaupun situasi normal, BNPB meminta masyarakat tetap waspada akan gempa susulan yang sewaktu-waktu akan terjadi. “Iptek saat ini belum mampu memprediksi gempa secara pasti. Gempa dapat terjadi kapan saja tanpa kita ketahui tanda-tandanya,” jelas Sutopo.

Advertisement

Gempa dan tsunami, lanjutnya adalah keniscayaan di Indonesia. Selama 1629-2014 telah terjadi 174 tsunami. Hampir 60% terjadi wilayah Indonesia bagian timur. Artinya ancaman disana lebih tinggi dibandingkan di bagian barat karena kondisi tataran lempeng teknonik yang lebih rumit.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif