News
Jumat, 14 November 2014 - 11:00 WIB

KTT G-20 : Presiden Jokowi ke Brisbane, Indonesia Siap Keluar dari G-20?

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia. (JIBI/Solopos/Antara/Widodo S. Jusuf)

Solopos.com, KUTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersiap menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Brisbane, Australia. Jokowi harus menentukan pilihan apakah tetap bertahan atau keluar di G-20. Apalagi, Menteri Kelautan dan perikanan (KKP) mengusulkan Indonesia keluar dari G-20 karena merugikan negara.

Presiden sudah transit di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, untuk mengisi bahan bakar pesawat kepresidenan sebelum bertolak menuju Brisbane, Australia, guna menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G-20. Kepala Negara didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo tiba di bandara sekitar pukul 05.28 Wita.

Advertisement

Presiden didampingi sekitar 45 orang rombongan dengan menggunakan pesawat khusus kepresidenan tipe BBJ-2, A-001tiba dari tugas kenegaraan menghadiri KTT ke-25 ASEAN di Nay Pyi Taw, Myanmar. Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Panglima Kodam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Torry Djohar Banguntoro, Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Albertus Julius Benny Mokalu, dan sejumlah pejabat lainnya menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo.

Selama sekitar 1 jam transit di Pulau Dewata, tidak ada agenda khusus yang dilakukan Presiden RI ketujuh itu. Kepala Negara hanya beristirahat sejenak di Ruang VIP 1 Bandara Ngurah Rai di sela-sela mengisi bahan bakar.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu didampingi beberapa menterinya a.l. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel. Sekitar pukul 07.08 Wita, Presiden dan rombongan kemudian berangkat menuju Brisbane, Australia dengan menggunakan pesawat yang sama.

Advertisement

Sebelumnya, Menteri Susi Pudjiastuti menggagas kemungkinan Indonesia keluar dari G-20 jika ternyata Indonesia menjadi terkekang dan justru mengalami kerugian di sektor perikanan.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut Hutagalung mengemukakan, bila ternyata lebih menguntungkan maka Indonesia lebih baik keluar dari G-20. “KKP sedang siapkan surat tentang ini,” demikian dikatakan Saut Hutagalung kepada Antara, Rabu (12/11/2014).

Saut menjelaskan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiasti berpandangan lebih baik perikanan Indonesia keluar dari G-20 agar produk-produk perikanan dapat dikenakan tarif bea masuk lebih rendah di pasar negara lain seperti ke Amerika Serikat.

Advertisement

Selain itu, ujar dia, keuntungan lainnya adalah juga bisa mendapatkan bantuan untuk perikanan yang dominan dipenuhi usaha berskala kecil.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif