News
Rabu, 12 November 2014 - 11:00 WIB

WNI DIBUNUH DI HONG KONG : Diyakini Berhantu, Apartemen Tempat Terbunuhnya 2 WNI Didiskon 50%

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sumarti Ningsih (kiri) dan Seneng Mujiasih (kanan). (Istimewa/viralglobalnews.com)

Solopos.com, HONG KONG — Pembunuhan sadis terhadap dua warga negara Indonesia (WNI), Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih, di Hong Kong, menimbulkan dampak lain. Apartemen di distrik Wan Chai, Hong Kong, yang menjadi tempat ditemukannya jasad keduanya, kini dianggap sebagai bangunan berhantu.

Dampaknya luar biasa. Pengelola apartemen itu kini menawarkan diskon 50% bagi siapa pun yang mau menempati apartemen bekas terjadinya pembunuhan itu. Siapa mau? (Baca: Inilah Kata-Kata Terakhir Seneng Mujiasih Sebelum Ditemukan Tewas di Apartemen.

Advertisement

Kasus tersebut bukan hanya memicu diskon besar untuk apartemen tempat terbunuhnya Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih alias Jesse Lorena. Biasanya, kasus kematian yang tak wajar telah membuat sejumlah bangunan apartemen di Hong Kong ditawarkan dengan diskon antara 10%-20%. Kini dengan kematian dua WNI itu, diskon yang ditawarkan bisa dua kali lipat.

Kepala Bagian Hunian Midland Holding Ltd China, Sammy Po, mengatakan masyarakat Kanton percaya apartemen-apartemen tersebut sebagai “hung jaak” atau haunted apartments (apartemen-apartemen berhantu). “Masyarakat China benar-benar peduli hal-hal seperti itu jika tinggal di tempat tersebut,” kata Po seperti dikutip Bloomberg, Rabu (12/11/2014).

Harga sewa untuk sebuah apartemen di distrik Wan Chai tempat dua perempuan WNI itu ditemukan tercatat 29.000 dolar Hong Kong (US$3.740) per bulan. Seorang direktur perusahaan pengelola apartemen itu memperkirakan harga tersebut bisa turun setengahnya jika nanti disewakan kembali setelah bersih dari garis polisi.

Advertisement

Bloomberg mengutip data Squarefoot.com.hk menyebutkan Hong Kong memiliki hampir 190 situs/tempat yang pernah menjadi penemuan lokasi kematian tak wajar sepanjang 2014. Kejadian-kejadian itu meliputi kasus pembunuhan dan bunuh diri.

Seneng Mujiasih diketahui bekerja di sebuah bar di Wan Chai, jantung Hong Kong. Sedangkan Sumarti Ningsih, perempuan 23 tahun asal Cilacap, diketahui hanya memiliki visa kunjungan satu bulan di Hong Kong yang sudah habis masa berlakunya. Jasad Sumarti ditemukan membusuk dalam kondisi terbungkus di balkon apartemen.

Distrik Wan Chai terkenal sebagai daerah elite bagi ekspatriat di negara tersebut dengan kehidupan malam yang glamor. Kedua korban dikabarkan menjadi pekerja seks komersial (PSK) di kawasan itu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif