Jogja
Rabu, 12 November 2014 - 11:40 WIB

Wabup Gunungkidul Kunjungi Korban Kekerasan Seksual, Seperti Ini Suasananya

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Immawan Wahyudi beserta rombongan ketika mengunjungi keluarga korban kekerasan seksual, Selasa (11/11/2014). (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Korban kekerasan seksual di Gunungkidul hingga November 2014 mencapai 37 orang. Ini fakta yang memprihatinkan. Apalagi, tidak semua korban berasal dari keluarga dengan tingkat perekonomian yang tinggi. Pemerintah dinilai perlu membuat kebijakan untuk melindungi para korban agar mendapatkan kehidupan yang layak. Berikut laporan wartawan Harianjogja.com Kusnul Isti Qomah.

Di lobi Gedung Setda Gunungkidul, Selasa (11/11/2014) sekitar pukul 10.15 WIB, orang nomor dua di Gunungkidul Immawan Wahyudi tampak berbincang dengan orang-orang dari Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Gunungkidul, LSM Rifka Annisa, serta Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans).

Advertisement

Tak lama berselang, mereka bersama ajudan wakil bupati menuju dua unit mobil dinas yang sudah siap di halaman gedung. Koran ini pun, mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan mereka. Mobil melaju menuju Kecamatan Playen.

Setelah berbelok ke jalan tanah yang agak masuk, rombongan menyambangi sebuah rumah yang bisa dikatakan sederhana. Satu per satu, anggota rombongan menyalami penghuni rumah. Seorang gadis seusia belasan tahun turut menyambut. Ia tengah berbadan dua.

Advertisement

Setelah berbelok ke jalan tanah yang agak masuk, rombongan menyambangi sebuah rumah yang bisa dikatakan sederhana. Satu per satu, anggota rombongan menyalami penghuni rumah. Seorang gadis seusia belasan tahun turut menyambut. Ia tengah berbadan dua.

Immawan memulai pembicaraan. Mulai dari menanyakan kabar hingga keadaan keluarga tersebut.

“Jika, ada yang bisa kami bantu, kami akan membantu dengan semampu dan sekuat tenaga kami,” ujar Immawan seraya memberi semangat kepada keluarga yang salah satu anggota menjadi korban kekerasan seksual.

Advertisement

Setelah melalui jalanan panjang yang berliku, naik, dan turun, rombongan sampai di sebuah rumah tembok. Seorang ibu paruh baya menyambut dengan tergopoh-gopoh. Ia tidak menyangka akan mendapatkan kunjungan itu.

Ia pun berusaha menata kursi di ruang tamu untuk rombongan yang datang tak terduga. Setelah berbicara panjang lebar, ia menutup pertemuan itu dengan harapan anaknya yang menjadi korban kekerasan seksual bisa semangat lagi.

“Kejadian semacam ini tidak hanya terjadi di satu atau dua tempat. Tetapi di banyak tempat. Sangat menyedihkan,” ujar Immawan.

Advertisement

Immawan merasa perlu ada kebijakan untuk mengayomi warga yang mengalami musibah kekerasan seksual. Pasalnya, menurutnya, tidak semua warga yang mengalami kekerasan seksual memiliki kondisi ekonomi yang baik.

“Masyarakat sekitar juga harus peduli. Kita semua harus menghentikan aksi kekerasan di sekitar kita,” ujar dia.

Ia menambahkan setiap kasus pun harus ditangani sesuai dengan kondisinya. Mana yang bisa diselesaikan dengan arbitrase antar keluarga secara baik dan benar, mana yang harus diproses secara hukum.

Advertisement

“Pemda harus mengintegrasikan semua kekuatan untuk menanggulangi kekerasan seksual. Apalagi jika ada kasus anak dengan anak,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif