Sport
Rabu, 12 November 2014 - 03:25 WIB

DIVISI UTAMA : Ingin Hasil Maksimal, Persis Harus Lupakan Tekanan dan Intimidasi

Redaksi Solopos.com  /  Mulyanto Utomo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemain Persis harus lupakan intimidasi dan tekanan dari suporter Borneo FC. JIBI/Solopos/Dok

Solopos.com, SOLO — Persis Solo wajib melupakan tekanan dalam lawatan ke markas Pusamania Borneo FC 26 Oktober lalu jika ingin meraih hasil maksimal dalam laga ulangan nanti. Pasalnya, skuat polesan Widyantoro itu sekali lagi harus bertamu ke Stadion Segiri, Samarinda.

Awalnya, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, menyatakan laga ulangan antara Persis dan Borneo FC harus digelar di wilayah netral dan tanpa penonton. Namun, rekomendasi itu dimentahkan Komisi Banding (Komding) PSSI yang memutuskan rematch digelar secara normal alias tetap di kandang Borneo FC dan boleh disaksikan penonton.

Advertisement

“Saya siap. Kalau memang keputusannya sudah begini , ya kami harus siap bertanding di Borneo. Kalau Pak Wali Kota [F.X. Hadi Rudyatmo] serta manajemen memerintahkan kami untuk berangkat ke Samarinda, kami pasti berangkat,” tandas Pelatih Persis, Widyantoro, saat dijumpai wartawan di Stadion Sriwedari, Solo, Selasa (11/11/2014).

Akan tetapi, pelatih yang akrab disapa Wiwid itu mengakui anak-anak didiknya masih dibayangi trauma dan ketakutan pada intimidasi suporter Borneo FC. Ferry Anto dkk. terpaksa angkat kaki dari Samarinda sebelum sempat menantang Pesut Etam, julukan Borneo FC, karena mengalami banyak tekanan.

Bus yang ditumpanggi awak Laskar Sambernyawa menjadi sasaran lemparan batu saat hendak menuju Stadion Segiri untuk menjajal lapangan. Sesampainya di lapangan, para pemain juga disambut dengan teror dari ratusan massa pendukung tim tuan rumah.

Advertisement

Saat kembali ke hotel tempat menginap pun, Persis tak mendapatkan jaminan keselamatan. Laskar Sambernya yang berada dalam kepungan para suporter baru berhasil melarikan diri ke Balikpapan, Minggu dini hari WIB, dengan bantuan pengawalan Denpom Samarinda.

“Ini tugas saya untuk membangkitkan kembali mental anak-anak. Sisa waktu yang ada ini akan saya manfaatkan untuk mengembalikan semangat dan psikologis pemain lewat berbagai cara, baik secara face to face maupun organisasi,” kata Wiwid.

Pelatih asal Magelang itu menuturkan para pemain harus segera melupakan trauma supaya dapat tampil maksimal. Sebab, dia tidak mungkin mengubah daftar pemain yang akan kembali dibawa ke Samarinda dalam rematch nanti.

Advertisement

“Soalnya, ada beberapa pemain yang harus absen. Hendri [Aprilianto] dan Andrid [Wibawa] terkena akumulasi kartu, [Rahmad] Sabani cedera, Yanuar [Ruspuspito] juga baru mulai latihan setelah pulih dari sakit. Jadi, mental pemain yang ada harus siap, mereka harus melupakan kejadian bulan lalu,” ulas dia.

Dalam latihan yang digeber di Stadion Sriwedari, Selasa sore, Wiwid tampak mulai fokus memoles serangan cepat untuk menaklukan Borneo FC. Dia ingin pasukannya sempurna mengeksekusi serangan hanya dengan satu kali sentuhan.

“Borneo FC kan biasanya main lambat, jadi kami harus fokus main cepat dengan sekali atau dua kali sentuhan. Kami juga sudah memperbaiki finishing touch. Kami harus menang di sana,” tutup mantan pelatih PSS Sleman itu. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif