Harianjogja.com, JOGJA—Di Pasar Beringharjo, beragam jajanan tradisional tersedia. Tak hanya khas Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tapi juga daerah lain. Salah satunya onde-onde ala Purbalingga.
Lia, sang penjual menyebut onde-onde di daerah asalnya itu bentuknya lebih kecil dan harganya tentu lebih murah.
“Onde-onde ini memang dari dulu buatnya yang kecil, yang untuk sekali makan biar unik,” kata Lia, baru-baru ini.
Lia menambahkan onde-onde semacam ini juga banyak dijumpai di Mojokerto. Dia menuturkan, sebenarnya penjual Purbalinggalah yang meniru pedagang onde-onde di Mojokerto.
Setiap hari Lia mengaku menyiapkan sebanyak dua kilogram (kg) kacang hijau dan dua kg terigu. Omzet berjualah per hari berkisar Rp400.000-Rp500.000. “Kalau liburan lebih banyak lagi, bisa sampai dua kali lipat,” katanya.
Tak hanya onde-onde, Lia juga berjualan molen mini. Lia menambahkan dia juga telah menjadi langganan wisawatan luar daerah seperti Jakarta dan Bali.
“Setiap sebulan atau dua bulan sekali banyak yang memesan onde-onde via telepon lalu dikirim ke hotel mereka tinggal saat berkunjung ke Jogja,” ujarnya.