Jogja
Selasa, 11 November 2014 - 23:20 WIB

Ada Satu Pasien Malaria di Jetis, Dinkes Jogja Selidiki Vektor Malaria

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - (malariaresearchfoundation.com)

Harianjogja.com, JOGJA– Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja bergerak cepat untuk menindaklanjuti laporan temuan satu pasien terindikasi malaria di Kecamatan Jetis, Jogja yaitu dengan menyelidiki vektor pembawa parasit penyakit tersebut.

“Kami sudah meminta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) Yogyakarta untuk melakukan penyelidikan vektor malaria, untuk mengetahui apakah ada nyamuk yang bisa menyebarkan malaria di lingkungan itu atau tidak,” kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Jogja, Citraningsih, Selasa (11/11/2014).

Advertisement

Vektor pembawa malaria adalah nyamuk Anopheles yang biasanya hidup di air kotor dan tempat yang gelap. Nyamuk tersebut memiliki sekitar 400 spesies, namun hanya ada sekitar 30 hingga 40 spesies yang mampu menyebarkan parasit malaria. Penyebar malaria di Asia adalah Anopheles Sundaicus.

“Anopheles biasanya menggigit pada malam hari. Penyelidikan vektor pun harus dilakukan sesuai sifat nyamuk,” katanya.

Advertisement

“Anopheles biasanya menggigit pada malam hari. Penyelidikan vektor pun harus dilakukan sesuai sifat nyamuk,” katanya.

Menurut Citra, Kota Jogja sudah menerima sertifikat dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai wilayah yang bebas dari penyakit malaria pada April 2014.

“Sudah tidak ada temuan kasus malaria di Kota Yogyakarta dalam 10 tahun terakhir, namun tiba-tiba muncul laporan temuan penyakit tersebut dari salah satu kecamatan sehingga perlu dilakukan langkah antisipasi secara cepat,” katanya.

Advertisement

“Bisa saja ia digigit nyamuk saat berada di luar kota. Ada beberapa wilayah yang belum bebas malaria seperti Kulon Progo dan Purworejo. Apalagi, masa inkubasi penyakit ini cukup lama sekitar tiga pekan,” katanya.

Citraningsih pun memastikan bahwa petugas sudah meminta masyarakat di wilayah tersebut untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk agar penyakit tersebut tidak menular.

“Asalkan tidak ada vektornya, maka malaria tidak bisa ditularkan. Namun, jika vektornya ada, maka penyakit tersebut sangat mudah menular,” katanya.

Advertisement

Gejala penyakit malaria adalah demam disertai nyeri dan sakit kepala. Namun berbeda dengan demam berdarah, demam pada penyakit malaria tidak terjadi secara mendadak.

Ia berharap, masyarakat tetap menjalankan pola hidup bersih dan sehat dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara berkala. “Lingkungan harus benar-benar dijaga agar bersih dan bebas sarang nyamuk. Yang penting, nyamuk itu tidak ada,” katanya.

Selain itu, masyarakat diminta untuk mewaspadai segala bentuk demam dan segera memeriksakan diri ke pusat layanan kesehatan terdekat.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif