News
Minggu, 9 November 2014 - 14:03 WIB

TOL LAUT JOKOWI : Pengusaha Mebel Mendesak Realisasi Tol Laut

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, SOLO — Pengusaha mebel dan kerajinan berharap pemerintah segera merealisasikan rencana untuk mengembangkan tol laut. Hal tersebut untuk meningkatkan penjualan dan mengembangkan pasar dalam pasar, terutama pengusaha yang terganjal ekspor akibat belum memiliki Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).

Wakil Ketua Asosiasi Mebel Indonesia (Asmindo) Komda Soloraya, Adi Dharma Santosa, mengatakan saat ini pasar Indonesia sedang bertumbuh dengan cepat. Hal ini seiring dengan tumbuhnya perhotelan di berbagai kota dan daerah. Oleh karena itu, ada pasar baru yang bisa digarap dan tidak melulu harus ekspor.

Advertisement

Namun diakuinya, saat ini ada kendala distribusi untuk pasar dalam negeri. Menurut dia, pengiriman ke luar negri lebih mudah dan murah jika dibandingkan mengirim ke wilayah lain di Indonesia. Hal itu menyebabkan harga barang di dalam negeri lebih mahal jika dibandingkan dengan di luar negeri. Oleh karena itu, permintaan dan pertumbuhan penjualan di dalam negeri kalah jika dibandingan ekspor.

Sekretaris Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) Soloraya, Suwantik, menjelaskan saat ini prosentase ekspor lebih besar, yakni 80% sedangkan sisanya dijual di dalam negeri. Pihaknya pun berharap tol laut yang digagas pemerintahan saat ini bisa segera terwujud untuk memudahkan pengusaha mebel dan kerajinan dalam mengembangkan bisnis di Tanah Air.

“Pada tahun depan kami menargetkan mampu ada pertumbuhan 7%-10% jika dibandingkan tahun ini. tidak hanya ekspor yang akan digenjot tapi juga penjualan di dalam negeri. Hal ini supaya pasar mebel dan kerajinan tidak dikuasai asing pada pelaksanaan pasar bebas nanti,” ungkap Adi kepada wartawan di sela acara Silaturahmi Asmindo dan AMKRI di Graha Sabha Buana, Jumat (7/11) malam.

Advertisement

Asmindo Soloraya mencatat setiap bulan ada pengiriman produk ke luar negeri sekitar 300kontainer-400 kontainer per bulan. Tren tersebut saat ini terus meningkat. Meski begitu, dia menuturkan ekspor Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan Vietnam yang perolehan ekspor sekitar 3 juta USD sedangkan Indonesia hanya 1,1 juta USD-1,3juta USD.

Banyaknya ekspor mebel dari Vietnam tersebut karena banyak investor asing yang masuk ke negara tersebut. Suwantik mengatakan untuk bersaing dengan pengusaha dari negara lain, pihaknya terus melakukan terobosan dan mengikuti pameran ke luar negeri untuk mengenalkan produknya.

Lebih lanjut, Adi mengatakan realisasi tol laut harus segera dilakukan untuk mempermudah distribusi bahan baku karena kebanyakan bahan baku kebanyakan berasal dari luar Jawa. Apalagi saat ini pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal itu akan membuat harga bahan baku menjadi lebih mahal.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif