Jogja
Minggu, 9 November 2014 - 03:31 WIB

Pengguna Kayu Bakar Tinggi, DIY Pilot Project Tungku Biomassa

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketergantungan warga pada kayu bakar di kabupaten ini masih sangat tinggi. Salah satu warga Kulonprogo masih menggunakan tungku kayu bakar untuk keperluan memasak. (Holy Kartika N. S/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA—Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan DIY sebagai pilot project pemanfaatan tungku bersih dan hemat energi yang telah disertifikasi.

Pertimbangan dijadikannya DIY sebagai uji coba lantaran masyarakat yang memanfaatkan kayu bakar untuk memasak masih cukup tinggi. Setidaknya wilayah pedesaan di DIY masih ada sekitar 40.000 warga yang mengandalkan kayu bakar sebagai sarana
memasak. Agenda peluncuran Call for Market Agregator Clean Stove Inisiative (CSI) atau pengumuman pemanggilan fasilitator pasar pada program kompor bersih dilakukan pada Jumat (7/11/2014) di Hotel Grand Zuhri Jogja.

Advertisement

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM Saleh Abdurahman mengungkapkan program CSI bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat pada tungku sehat dan hemat energi di Indonesia, serta mempromosikan pertukaran pengetahuan dan pengalaman di bidang tungku sehat dan hemat energi.

“DIY secara khusus menjadi pilot project. Program ini secara bertahap akan memperkenalkan tungku sehat dan hemat energi berbahan bakar biomassa terhadap 24 juta lebih rumah tangga di Indonesia. Apalagi 40% penduduk saat ini masih menggunakan
tungku tradisional untuk memasak,” paparnya, kemarin.

Kegiatan awal yang akan dilakukan dalam program CSI meliputi penyusunan implementasi masterplan, penyusunan sistem standar
tungku, pelaksanaan pilot project dan penguatan institusi serta sumber daya manusia. Adapun, untuk kegiatan pilot project di DIY ini sebanyak 10.000 tungku akan dibagikan kepada masyarakat.

Advertisement

Aliansi Tungku Indonesia mencatat biomassa seperti ranting kayu bisa diperoleh dengan mudah dan gratis. Keluarga bisa mengambil ranting kayu dari dekat rumah. Kalaupun harus membeli, harganya tetap murah.

Bank Dunia, bekerja sama dengan Kementerian ESDM sudah meluncurkan Inisiatif Tungku Sehat Hemat Energi (TSHE) pada 2012
lalu. Tujuan program ini adalah meningkatkan jumlah keluarga yang memasak tanpa polusi walaupun mereka terus menggunakan bahan bakar padat seperti kayu bakar melewati 2030.

“Salah satu tanggung jawab pemerintah adalah menyediakan energi bersih dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat. Melalui
inisiatif ini, pemerintah ingin membantu keluarga dengan menyediakan sumber energi yang lebih efisien dan tanpa polusi,” kata
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi Kementerian ESDM, Rida Mulyana.

Advertisement

Tentang biomassa
Apa itu?
Bahan organik yang berumur relatif muda dan berasal dari tumbuhan atau binatang (seperti ranting, daun kering, briket dan tempurung kelapa)

Tungku biomassa?
Peralatan masak yang memanfaatkan kalor hasil pembakaran biomassa di dalam ruang pembakarannya

Syarat keamanan dalam penggunaan
1. Tungku tidak boleh ada sisi dan sudut yang tajam agar tidak membahayakan pengguna
2. Pada sisi depan badan luar tungku biomassa diberi tulisan awas panas dan simbol bahaya api yang dapat dilihat dengan jelas pada
jarak minimal satu meter
3. Ketiga digunakan, tungku beserta panci tidak terguling pada kemiringan sampai dengan 15 derajat
4. Pada setiap tungku dilengkapi gagang pengangkat yang dilapisi penyekat panas sehingga pengguna dapat memindahkan tungku
dengan mudah dan aman
5. Setiap tungku biomassa dilengkapi dengan dokumen prosedur penggunaannya

Sumber: Badan Standardisasi Nasional/Aliansi Tungku Indonesia

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif