Lifestyle
Sabtu, 8 November 2014 - 22:45 WIB

PENELITIAN TERBARU : Orang Pelit Gampang Stres

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi stres (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, BANDUNG- Hati-hati jika Anda masuk kategori orang pelit. Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa sifat kikir dapat mempengaruhi tingkat stres seseorang.

Para peneliti di Queensland University of Technology di Brisbane, Australia, meneliti respons fisiologis peserta penelitian ketika mereka bermain dalam permainan tawar menawar keuangan.

Advertisement

Mereka yang membuat penawaran yang relatif rendah mengalami lebih banyak stres daripada mereka yang membuat orang-orang yang murah hati, seperti dilansir Huffpost, Sabtu (8/11/2014).

Dalam percobaan, peserta berpasangan dan diberikan sejumlah uang. Satu pemain diminta untuk membaginya namun ia sukai, dan yang lainnya baik bisa menerima atau menolak tawaran tersebut.

Peneliti mengukur variabilitas denyut jantung selama bursa. Pemain yang membuat penawaran rendah serta orang-orang di akhir menerima tawaran rendah, yang didefinisikan dalam penelitian 40 persen dari total jumlah atau kurang mengalami detak jantun yang meningkat.

Advertisement

Menurut peneliti, penelitian ekonomi berbasis denyut jantung adalah salah satu yang pertama dari jenisnya. Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengukur tekanan mental ketika datang ke uang dan pengambilan keputusan, tetapi penulis mencatat bahwa peserta pelit mungkin juga mengalami stres karena perasaan bersalah.

“Hal ini dapat dilihat sebagai bukti bahwa kita berempati dengan orang-orang dan menempatkan diri dalam sepatu mereka dalam hal-situasi,” Markus Schaffner, rekan penulis studi dan manajer Queensland Behavioral Economics Group Laboratorium Percobaan Ekonomi QUT, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

“Hasil penelitian menunjukkan kita memiliki perasaan negatif ketika kita memperlakukan seseorang secara tidak adil, misalnya dengan menawarkan di bawah 40 persen dari total dalam permainan. Ada biaya emosional dan fisiologis, dan kami merasa tidak nyaman,” lanjutnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif