Lifestyle
Sabtu, 8 November 2014 - 09:31 WIB

HASIL PENELITIAN : Awas, Kerja Shift Akibatkan Kerusakan Otak

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kerja shift (Ibtimes.co.uk)

Solopos.com, SOLO – Menurut sebuah studi terbaru, bekerja shift dapat mengakibatkan gangguan fungsi otak daripada seseorang yang bekerja di waktu sama setiap harinya. Kerusakan fungsi otak tersebut mencakup keterampilan kognifit seperti berpikir, nalar, dan memori.

Para peneliti yang menganalisis efek dari kerja shift dalam jangka panjangmenemukan bahwa dampak tersebut telah terbukti setelah 10 tahun. Hasil studi tersebut dipublikasikan dalam jurnal Occupational Medicine & Environment.

Advertisement

Sistem kerja shift mempengaruhi rutinitas internal tubuh. Perubahan ritme sikardian seringkali dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit jantung, gangguan reproduksi, dan kanker. Ritme sikardian bertindak sebagai waktu tubuh untuk mengatur suhu tubuh, tidur, dan kewaspadaan.

Dilansir Healthmeup, Kamis (6/11/2014), para peneliti dari Universitas Toulouse and Swansea, Prancis, mempelajari 3.000 orang yang tinggal di Prancis. Dalam tes memori dan kognitif, orang-orang yang bekerja shift memiliki hasil jauh lebih buruk daripada orang-orang yang bekerja dengan jam kerja biasa. Tingkat penurunan kognitif terlihat pada orang yang bekerja shift selama 10 tahun.

Mereka yang saat ini bekerja atau dulunya bekerja shift bergilir memiliki skor signifikan lebih rendah pada memori dan kecepatan pemrosesan tes daripada mereka yang bekerja dengan jam kerja kantor yang konsisten. Studi juga menunjukkan bahwa shift malam pekerja lebih rentan terhadap kekurangan vitamin D karena kurangnya paparan sinar matahari. Kekurangan vitamin D juga dikaitkan dengan gangguan fungsi otak.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif