Soloraya
Sabtu, 8 November 2014 - 22:00 WIB

ANGIN KENCANG BOYOLALI : Kesaksian Korban: Pilih Keluar, Daripada Kebrukan Rumah

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah seorang warga RT 002/RW 003, Desa Sendang, Kecamatan Karanggede, Boyolali, Painem, 50, tengah merapikan sisa bangunan rumahnya yang roboh terhampas angin ribut, Sabtu (8/11/2014). Menurut dia, sebagian besar warga membutuhkan bantuan dalam bentuk material bangunan. (Irawan Sapto Adi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI–Angin kencang Boyolali menerjang wilayah Karanggede, Jumat (7/11/2014) kemarin. Sejak awan mendung tampak di langit pukul 13.00 WIB, Painem, 50, salah seorang warga RT 002/RW 003, Desa Sendang, Kecamatan Karanggede, Boyolali, mengajak seluruh anggota keluarganya masuk ke dalam rumah, Jumat (7/11/2014).

Mulai dari anak, cucu, dan suami, seluruhnya diajak Painem untuk berkumpul di ruang tengah atau ruang keluarga.

Advertisement

Suasa hangat di dalam rumah lantas dimanfaatkan Painem untuk mengajak berbincang para anggota keluarga.

Guna menambah kesibukan dan menarik perhatian, khususnya para cucu, Painem juga memilih untuk menyalakan televisi. Dia berharap agar semua anggota keluarga tetap berada di dalam rumah.

Advertisement

Guna menambah kesibukan dan menarik perhatian, khususnya para cucu, Painem juga memilih untuk menyalakan televisi. Dia berharap agar semua anggota keluarga tetap berada di dalam rumah.

Setelah satu jam berlalu, sekitar pukul 14.00 WIB, hujan dengan intensitas tinggi tedengar dari dalam rumah. Awalnya, keluarga Painem tetap berada di ruang tengah dengan tetap menikmati siaran berbagai acara di televisi. Namun, hujan dengan disertai angin kencang membuat mereka memilih keluar rumah.

Seluruh anggota keluarga yang terdiri dari sekitar lima orang itu lantas menempati teras rumah. Meski di halaman rumah, mereka menempati bagian yang tidak terkena air hujan.

Advertisement

Tidak disangka dan terjadi dengan tiba-tiba, sekitar pukul 14.30 WIB, angin kencang menerpa sekitar wilayah mereka.

Empasan  angin juga mereka rasakan cukup keras di bagian tubuh. Panjatan doa dan saling merekatkan diri menjadi hal yang selalu diucap serta dilakukan untuk mencari keselamatan. Benar saja, empasan angin dengan tekanan lebih kuat, sekitar 15 menit berselang, mereka hadapi dengan lebih siap.

Namun, tiba-tiba saja ada yang mengagetkan mereka. Rumah di bagian belakang, yakni ruang dapur dan kandang sapi milik mereka roboh terhempas angin.

Advertisement

“Tolong-tolong. Tolong-tolong. Iki kandangku roboh,” teriak Painem saat ditanya Solopos.com setelah mengetahui sebagian rumahnya ada yang roboh, Sabtu.

Minta tolong kepala tetangga menjadi pilihan pertama Painem setelah mengetahui dua ekor sapi miliknya tetimbun bangunan kandang. Namun, karena suara hujan yang deras lebih keras dari pada suara Painem dan anggota keluarga lain, para tetangga tidak mendengar permintaan tolong mereka.

“Kami sudah di luar rumah untuk mengantsisipasi rumah roboh. Ternyata benar ada yang roboh tapi syukur hanya segaian. Ya, saat itu sata teriak ke tetangga tapi tidak ada yang datang. Hujan masih besar [deras] jadi orang-orang mikir keselamatan sendiri-sendiri. Kami baru ditolong pada Jumat malam. Ada sapi yang luka. Tapi enggak apa-apa, yang penting keluarga selamat,” ujar dia.

Advertisement

Butuh Bantuan

Paimem menambahkan saat ini, keluarganya tengah membutuhkan bantuan logistik dalam bentuk bahan material bangunan. Barang-barang tersebut, lanjut dia, untuk memperbaiki rumah yang rusak akibat bencana angin ribut tersebut.

“Rumah kami termasuk rusak parah. Selain kandang dan dapur, genteng di rumah juga beterbangan. Namun, saya rasa masih ada puluhan rumah lain yang sama mengalami kerusakan. Untuk saat ini kami mencoba untuk mengatasi masalah sendiri. Namun, selanjutnya memang kami butuh juga bantuan, terutama untuk memperbaiki rumah,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif