News
Kamis, 6 November 2014 - 02:43 WIB

WNI DIBUNUH DI HONG KONG : Polisi Kumpulkan Data Ante Mortem Sumarti

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto mendiang Sumarti Ningsih, TKW korban mutilasi di Hongkong, yang tersimpan di rumahnya di Desa Gandrungmangu, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (3/11/2014). (Idhad Zakaria/JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, CILACAP — Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Tengah mendatangi rumah keluarga tenaga kerja wanita yang menjadi korban mutilasi, Sumarti Ningsih, 23. Mereka menghimpun data ante mortem dari buruh migran Indonesia yang terbunuh di Hong Kong itu.

Tim yang diketuai Kepala Bidang Subbidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jateng AKBP dr. Sumy Hastry Purwanti mendatangi rumah orang tua almarhumah Sumarti Ningsih di Dusun Banaran RT 002/RW 005, Desa Gandrungmangu, Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap, Rabu (5/11/2014). Dalam kesempatan itu, tim DVI Polda Jateng mengambil sampel darah orang tua almarhumah Sumarti Ningsih, Achmad Kaliman dan Suratmi, serta air liur anak korban, Muhammad Hafid Arnovan, 5.

Advertisement

Sampel darah dan air liur tersebut akan digunakan untuk keperluan identifikasi. Selain mengambil sampel darah dan air liur, tim DVI juga mendata ijazah sekolah dan membawa foto Sumarti Ningsih.

Saat ditemui wartawan seusai pengambilan sampel darah dan air liur, AKBP dr. Sumy Hastry Purwanti mengatakan bahwa kedatangan tim DVI Polda Jateng itu atas perintah dari DVI Nasional untuk mengumpulkan data ante mortem. “Data ante mortem, yaitu data dari korban sebelum dia meninggal dunia. Jadi, kami mencari data dari identitas secara umum sampai sidik jari, gigi, dan dental dari kedua orang tua dan putranya,” kata dia menjelaskan.

Menurut dia, data ante mortem tersebut akan dikirim ke Jakarta guna diselesaikan dengan lebih cepat dan hasilnya dikirim ke Hong Kong untuk dibandingkan dengan data post mortem dari jenazah yang diduga Sumarti Ningsih. Data tersebut, menurut dia akan diproses dalam waktu paling cepat sepekan.

Advertisement

Terpotong di Koper
Seperti diwartakan, Sumarti Ningsih dan seorang rekannya menjadi korban pembunuhan sadis yang dilakukan oleh seorang bankir asal Inggris, Rurik George Caton Jutting, 29. Jenazah Sumarti Ningsih ditemukan dengan kondisi terpotong-potong dalam sebuah koper di balkon lantai 31 apartemen milik Rurik Jutting di Distrik Wan Chai, Hongkong, Sabtu (1/11/2014), dan saat ini pelaku telah ditangkap kepolisian setempat.

Sumarti Ningsih yang lahir di Bungo Tebo, Jambi, pada tanggal 22 April 1991, merupakan anak ketiga dari empat bersaudara buah pernikahan Achmad Kaliman dan Suratmi, 49. Perempuan beranak satu hasil pernikahan sirinya dengan pria asal Semarang itu bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Hong Kong untuk kali pertama pada tahun 2011 dan diberangkatkan oleh PT Arafah Bintang Perkasa Cabang Cilacap.

Setelah bekerja selama dua tahun delapan bulan, Sumarti Ningsih pulang ke kampung halamannya tetapi tidak untuk bekerja, melainkan kursus disc jockey (DJ) di Yogyakarta dan mendapatkan sertifikat Basic DJ Mixing Course dengan nilai baik. Selanjutnya, Sumarti Ningsih berangkat kembali ke Hong Kong untuk bekerja di restoran dengan menggunakan visa turis.

Advertisement

Keluarga sempat melarang kepergian Sumarti Ningsih yang menggunakan visa turis itu. Oleh karena Sumarti Ningsih tetap bersikeras untuk pergi dengan alasan demi masa depan anaknya, Muhammad Hafid Arnovan, 5, keluarga akhirnya mengizinkan.

Setelah tiga bulan berada di Hong Kong karena masa berlaku visa turis, Sumarti Ningsih pulang ke kampung halamannya sebelum bulan Ramadan 2014. Setelah Lebaran 2014, dia berangkat lagi ke Hong Kong pada tanggal 2 Agustus 2014 dengan menggunakan visa turis. Sumarti Ningsih terakhir kali menelepon keluarganya pada 15 Oktober 2014 dan mengabarkan jika dia akan pulang pada tanggal 2 November 2014.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif