News
Kamis, 6 November 2014 - 13:30 WIB

TINGKAT PENGANGGURAN : BPS: Sarjana Pengangguran di Indonesia Makin Banyak

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi wisuda (www.schweppesaustralia.com.au).

Solopos.com, JAKARTA — Meski secara keseluruhan tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun dari 6,17% menjadi 5,94% selama Agustus 2013-Agustus 2014, penduduk dengan pendidikan tinggi justru banyak yang menganggur.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang dirilis, Rabu (5/11/2014), TPT Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Agustus 2014 tercatat naik menjadi 11,24% dari sebelumnya 11,21%. TPT Diploma I/II/III naik menjadi 6,14% dari 5,95%, dan TPT Universitas naik dari 5,39% menjadi 5,65%.

Advertisement

Berbeda dengan pendidikan tinggi, TPT menurut pendidikan rendah tercatat menurun. Misalnya, TPT SD ke bawah turun menjadi 3,04% dari 3,44%. TPT Sekolah Menengah Pertama (SMP) turun dari 7,59% menjadi 7,15%. Adapun, TPT SMA turun dari 9,72% menjadi 9,55%.

Kepala BPS Suryamin mengaku TPT menurut pendidikan tinggi mencatatkan sedikit kenaikan, atau berbanding terbalik dengan TPT pendidikan rendah. Menurutnya, informasi ini penting untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah dalam menurunkan pengangguran ke depannya.

“SMK misalnya, yang seharusnya setelah selesai sekolah itu langsung bekerja ternyata tidak. Barangkali, ada persoalan dari link and match, bagaimana agar bisa bisa ditampung oleh perusahaan-perusahaan,” katanya.

Advertisement

Suryamin juga menambahkan penyerapan tenaga kerja saat ini masih didominasi pendidikan rendah, dengan jumlah 74,3 juta orang atau 64,8% dari total tenaga kerja. Sementara, pendidikan tinggi, yakni diploma dan universitas hanya 11,22 juta orang atau 9,79% dari total.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan tren peningkatan pengangguran di pendidikan tinggi—seperti SMK—mencerminkan ada yang salah dari kebijakan pemerintah selama ini.

“Pengangguran dari SMK ini anomali. Dengan tag line siap kerja, ternyata malah menciptakan pengangguran. Bahkan, TPT menurut SMK ini tertinggi dibandingkan dengan pendidikan lainnya. Ini tidak boleh dibiarkan,” katanya.

Advertisement

Akibat tren tersebut, lanjut Enny, kualitas penduduk yang bekerja juga akan kian sulit membaik. Seperti diketahui, penduduk yang bekerja di sektor informal masih sangat tinggi. Dari data BPS, jumlah pekerja informal mencapai 68,1 juta orang atau 59,38% dari total tenaga kerja.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif