Jogja
Kamis, 6 November 2014 - 22:40 WIB

PASAR KERAJINAN JOGJA : XT Square Sepi, Kerugian Mencapai Ratusan Juta Rupiah

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Pedagang XT Square di Antara Los yang Sepi (JIBI/Harian Jogja/Eva Syahrani)

Harianjogja.com, JOGJA- Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Jogja mengalami kerugian sebesar Rp100 juta dalam jangka waktu sekitar dua tahun berjualan di XT Square Jogja.

Ketua Dekranasda Kota Jogja, Tri Kirana Muslidatun mengatakan terhitung, pada awal berdiri, ada 30 kios kerajinan milik Dekranasda di sana, kini hanya empat kios yang bertahan.

Advertisement

“Tapi kami tahu, XT Square juga mengalami kerugian. Kami harap pengelola bisa membuka diri, tapi mangga kalau seni dan hiburan menjadi konsep pengelolaan yang diinginkan manajemen, kami tak bisa menyentuh,” ucapnya, Rabu (5/11/2014).

Terpisah, Harry Cahya, anggota Forum Pemantau Independen Pakta Integritas (Forpi) Kota Jogja menerangkan, hasil pantauan Forpi ke XT Square Selasa (4/11/2014) lalu menunjukkan kondisi yang amat sepi di siang hari.

Pada malam hari, pengunjung datang untuk menikmati musik dan hiburan. Namun, tak banyak pengunjung yang kemudian menuju ke kios kerajinan.

Advertisement

Senada dengan Tri Kirana, Harry menilai terobosan manajemen pemasaran dibutuhkan oleh pengelola XT Square, untuk menghidupkan kembali kios kerajinan yang ada di sana.
Kios kerajinan di XT Square, sebagai bentuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah, perlu didampingi, dan diberdayakan.

“Manajemen dirasa perlu mengembalikan konsep awal XT Square sebagai pasar kerajinan,” tandas Harry, ditemui di ruang rapat Forpi.

Sebelumnya, diuraikan Widihasto Wasana Putra, Direktur Operasional dan Pemasaran PD Jogjatama Vishesha, pengelola XT Square, keberadaan karaoke dan kuliner, dibuat untuk menyasar segmen pengunjung lokal. Sementara kerajinan, ditujukan untuk wisatawan atau pengunjung dari luar Kota Jogja.

Advertisement

“Kami mencoba menghadirkan banyak pilihan kepada pengunjung, kalau tidak seperti itu semakin tidak ada yang datang ke XT Square. Kerajinan tak bisa jadi magnet kok, harus ada hal lain yang bisa jadi magnet,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif