Soloraya
Kamis, 6 November 2014 - 17:51 WIB

KERACUNAN WONOGIRI : 119 Siswa 4 SD Keracunan Jajanan Sekolah

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pelajar kelas IV SDN 3 Pucung, Kecamatan Eromoko, Faqih Nasir (kiri) terbaring di kasur bangsal Rawat Inap Puskesmas Wuryantoro ditunggui neneknya, Kamis (6/11/2014). (Trianto HS/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI–Sebanyak 119 pelajar sekolah dasar (SD) di Kecamatan Eromoko, Wonogiri diduga keracunan makanan yang dijajakan di sekolah.

Ke-119 pelajar itu tersebar di empat SD di Desa Pasekan dan Desa Pucung, kecamatan yang berbatasan dengan Kecamatan Bojong, Kabupaten Gunungkidul, DIY.

Advertisement

Akibatnya para pelajar tersebut tidak masuk sekolah selama tiga hari. Informasi yang dihimpun Solopos.com, Kamis (6/11/2014), hingga berita ini ditulis tercatat masih lima anak yang dirawat di berbagai rumah sakit dan Rawat Inap Puskesmas Wuryantoro.

Ke-119 pelajar itu terbagi atas siswa SDN 3 Pucung sebanyak 16 anak, siswa SDN 2 Pucung sejumlah 27 anak, siswa SDN 1 Pasekan sebanyak 35 anak dan siswa SDN 3 Pasekan sebanyak 41 anak.

Pelajar yang masih dirawat di antaranya, Faqih Nasir dan Oktavianus, siswa SDN 3 Pucung yang dirawat di Rawat Inap Puskesmas Wuryantoro, Riyat Wahyu Agusta, pelajar kelas II SDN 3 Pasekan dan Kheisa Nuraini, pelajar kelas I SDN 2 Pucung yang dirawat di RS Anak Astrini dan Arya Dias, pelajar kelas 1 SDN 2 Pucung yang dirawat di RSUD dr Soediran Mangun Sumarso, Wonogiri.

Advertisement

Dugaan keracunan makanan terindikasi pada Rabu. Pihak sekolah di empat SD kaget karena banyak siswanya tak masuk sekolah.

Investigasi Sekolah

Hasil investigasi spontan dari pihak sekolah diketahui puluhan siswa tak masuk karena menderita sakit yang hampir sama. Yakni pusing, muntah dan diare. Faqih dan Oktavianus pantauan Solopos.com di bangsal Rawat Inap Puskesmas Wuryantoro masih terbaring lemah.

Advertisement

Kedua siswa SDN 3 Pucung itu ditunggui oleh kedua orangtua dan neneknya. Faqih mengaku membeli es yang dijajakan di sekitar sekolahan. Faqih memberli es jenis tiptop pada Senin namun kondisi tubuh melemah pada Senin malam.

“Senin malam, Faqih buang air bersih tetapi berwarna hitam. Buang air besar terjadi berkali-kali dalam sehari. Pengobatan ke bidan desa tak membuahkan hasil sehingga Selasa pagi kami bawa ke Puskesmas Wuryantoro,” ujar Atik, ibu kandung Faqih yang menunggui bersama suaminya.

Camat Eromoko, Danang Erwanto dan Kapolsek Eromoko, Iptu Subroto yang turun ke lokasi menjelaskan, indikasi keracunan makanan pelajar di empat SD terjadi karena gejalanya sama, yakni pusing, muntah dan berak.

“Kami sudah minta tim medis melakukan penelitian terhadap jenis makanan yang dijual di sekolah-sekolah,” ujar Danang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif