News
Rabu, 5 November 2014 - 22:30 WIB

KARTU SAKTI JOKOWI : DPR Pertanyakan Anggaran Kartu Indonesia Sehat

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). (JIBI/Solopos/Antara/Fanny Octavianus)

Solopos.com, JAKARTA — Kalangan legislator di DPR mempertanyakan anggaran pemberian jaring pengaman berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk meringankan beban wong cilik jika daya belinya turun akibat inflasi.

Anggota DPR dari Fraksi Gerindra, Supriyatno, mengatakan program tersebut bagus, namun dia mempertanyakan dari mana asal anggarannya. “Selain itu, apa dasar hukum dari implementasi KIS. Itu yang akan kita tanyakan kepada pemerintah, katanya seperti dilansir situs resmi DPR, Rabu (5/11/2014).

Advertisement

Menurutnya, KIS dan KIP sangat berbeda dengan BPJS Kesehatan yang sudah ada payung hukumnya. “Seluruh program itu belum dibahas dengan DPR. Padahal, seluruh program itu membutuhkan pendanaan yang cukup besar,” terang Supriyatno.

Selain dibicarakan dengan DPR, harus diajak bicara pula stakeholder yang lain, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi). “Ini menyangkut fasilitas kesehatan yang diberikan.”

Sementara itu, Ketua IDI, Zainal Abidin, mengaku sama sekali belum mengetahui sistematika program KIS itu. “Kami sama sekali belum mendapatkan arahan tentang KIS. Apakah pasien pemegang KIS yang belum tergabung menjadi peserta BPJS Kesehatan juga gratis biaya kesehatannya,” katanya kepada Bisnis/JIBI.

Advertisement

Jika gratis, lanjutnya, tenaga medis seperti dokter harus mengklaim biaya pengobatan kemana juga belum mengetahui secara pasti. “Sampai saat ini KIS masih kabur. Namun untuk BPJS sudah ada aturan lengkap dengan tarifnya.”

Ketua Persi Sutoto juga mengungkapkan hal yang sama. “Sepanjang penggunaan kartu Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, kita sudah mengerti. Namun untuk KIS, kita belum mendapat arahan atau edaran,” katanya.

Sutoto berharap kepada pemerintah untuk memberikan skema yang sama antara seluruh biaya pengobatan untuk pemegang KIS dengan program JKN. “Biar kami juga tidak bingung dengan program-program kesehatan dari pemerintah.”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif