News
Minggu, 2 November 2014 - 16:15 WIB

KEMISKINAN BOYOLALI : Ratusan Anak Yatim Piatu Miskin di Boyolali Tak Tertangani

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ANAK MEMINTA-MINTA

Solopos.com, BOYOLALI — Sekitar lebih dari 500 anak yatim, 200 anak piatu, dan 100 anak yatim piatu dari keluarga atau kalangan ekonomi rendah di wilayah Boyolali belum tetangani.

Hal tersebut disampaikan Koordinator Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Boyolali, Taufik Nur Hidayat, saat dijumpai Espos di sela-sela mengikuti acara Gebyar Muharram 1436 H: Raih Cinta Allah, Bahagiakan Anak Yatim di Masjid Assidas, Dukuh Pucang, Desa Ngargosari, Kecamatan Ampel, Boyolali, Minggu (2/11/2014). Menurut Taufik, anak-anak kurang beruntung tersebut masih berada di lingkungan keluarga masing-masing.

Advertisement

“Dari data yang kami himpun, masih ada ratusan anak yatim atau tidak memiliki ayah, piatu atau tidak memiliki ibu, dan yatim piatu atau tidak memiliki ayah ibu tersebar merata di wilayah Boyolali. Kami mengistilahkan mereka sebagai anak yatim piatu non panti. Artinya mereka memang belum mendapat pelayanan sosial dari yayasan atau pemerintah,” kata Taufik.

Taufik mengatakan kategori anak yatim piatu yang butuh pendampingan atau pelayanan, khususnya dalam ketersediaan akses pendidikan dan kesehatan tersebut, yakni berusia antara 5 tahun hingga 15 tahun. Mereka merupakan bagian dari anggota keluarga yang tingkat ekonominya masih tergolong rendah.

“Menjadi keharusan anak-anak dengan kondisi terbatas menjadi kewenangan negara dan sharing bersama masyarakat tentunya. Ya, yang paling utama memang anak-anak yatim piatu dan anak yatim. Kita masih bisa sepakat, mereka dalam kondisi terbatas karena paradigma ayah sebagai tulang punggung keluarga, sudah tidak lagi menjadi tumpuan [hidup],” ujar Taufik.

Advertisement

Jumlah anak yatim, piatu, dan yatim piatu di wilayah Kota Susu yang mencapai sekitar 800 tersebut, lanjut Taufik, masih ada kemungkinan lebih banyak lagi. Oleh karena hal tersebut, menurut dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali perlu melakukan pendataan ulang kondisi anak yatim piatu di seluruh wilayah Boyolali.

“Saya berharap benar-benar ada kroscek atau pendataan ulang jumlah anak-anak kurang mampu itu sampai di tingkat desa atau kecamatan. Kemudian minimal data tersebut bisa update setiap tahun. Ya, hal tersebut untuk mengetahui dan menganalisis kebutuhan masyarakat sendiri. Kami sendiri atau berbagai pihak saya yakin bersedia membantu [pendataan],” imbuh Taufik.

Senada dengan Taufik, Ketua Takmir Masjid Assidas, Ngargosari, Ampel, Sutiya, 47, mengatakan sedikitnya terdapat 30 anak gabungan dari yatim, piatu, dan yatim piatu dalam kondisi keluarga kurang mampu di wilayah Ngargosari. Saat ini, guna meringankan bena keluarga, masyarakat sekitar juga secara sukarela memberikan bantuan dalam berbagai bentuk atau barang.

Advertisement

“Memang ada prioritas bantuan kepada anak yatim dan yatim piatu karena bapak sebagai tulang punggung keluarga sudah tiada. Ya, kami sendiri juga melihat keadaan. Kalau untuk menentaskan masalah kesehatan dan pendidikan mereka misalnya, kan juga harus menyediakan dana cukup banyak,” kata Sutiya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif