News
Minggu, 2 November 2014 - 13:40 WIB

CUACA EKSTREM : Pakar Sebut Suhu di Jogja Belum Masuk Situasi Global Warming

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sinar matahari (Msra.org.au)

Harianjogja.com, JOGJA-Terkait suhu tinggi yang terjadi di Jogja, Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) Kirbani menjelaskan panas menyengat yang terjadi belakangan ini lebih disebabkan posisi matahari yang berada lebih dekat dengan belahan bumi bagian selatan. Hal itulah yang turut mengakibatkan wilayah Indonesia terasa panas menyengat.

“Indonesia kan belahan bumi bagian selatan, jadi jelas merasakan dampak panas luar biasa. Lebih-lebih DIY yang berada di wilayah selatan,” paparnya, Jumat (31/10/2014).

Advertisement

“Cuaca ekstrem kalau sudah lebih dari 35 derajat. Kalau yang terjadi saat ini kan belum sampai titik itu dan frekuensinya masih berubah-ubah,” tambahnya.

Pemanasan yang terjadi juga belum masuk dalam situasi global warming. Kirbani memberi penekanan, yang dimaksud global warming adalah pemanasan yang terjadi secara global sebagai akibat terkikisnya atmosfer bumi. Padahal yang terjadi saat ini, tidak semua wilayah mengalami panas terik matahari. Hanya sebagian wilayah di sisi selatan akibat letak pergerakan matahari yang kini berada di sisi selatan bumi. Kondisi seperti ini pun juga susah untuk diatasi karena termasuk gejala alam.

“Jelas di luar kemampuan manusia untuk menjauhkan matahari apabila pergerakan matahari memang sedang berada di suatu titik sehingga menyebabkan suatu wilayah menjadi lebih panas. Ini hanya berlangsung sementara,” jelasnya.

Advertisement

Menurut dia, upaya yang dapat ditempuh manusia hanyalah tetap menjaga kawasan hijau sehingga tetap bisa menyuplai oksigen ketika terjadi pemasan seperti saat ini.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif