Jogja
Sabtu, 1 November 2014 - 15:20 WIB

Puluhan Remaja Serang Rumah Warga di Pakualaman

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA-Sekitar 40 remaja yang diduga pelajar dari sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jogja menyerang rumah warga di Gunung Ketur, Kecamatan Pakualaman, Jogja, Kamis (30/10/2014) malam.

Tidak ada korban, namun satu rumah warga rusak akibat dilempar batu.

Advertisement

Satu orang tersangka berhasil diamankan warga kemudian diserahkan ke polisi. Pelaku berinisial AB, 19, warga Condongcatur, Depok, Sleman.

Tersangka yang pelajar kelas II di salah satu SMK di Jogja itu diperiksa oleh penyidik Polsekta Pakualaman untuk mengungkap pelaku lainnya.

Informasi yang dihimpun Harianjogja.com, malam itu segerombolan remaja yang diduga pelajar dan alumni salah satu SMK di Jogja baru saja pulang seusai menonton pertandingan Futsal di Gor Amongrogo, sekitar pukul 21.00 WIB.

Advertisement

Namun, sebelum pulang ke rumah masing-masing mereka nongkrong di Jalan Kusumanegara. Di tengah obrolan itu mereka merencanakan menyerang salah satu tongkrongan pelajar lainnya di Gunung Ketur. Akhirnya mereka sepakat untuk melakukan penyerangan tempat yang dianggap kumpulan geng salah satu pelajar itu.

Mereka membawa senjata gir, cerulit, dan batu yang dibawa mulai dari Jalan Kusumannegara. Mereka juga sempat melintas kantor Polsekta Pakualaman saat menuju Gunung Ketur.

Sampai di lokasi kejadian dari jarak jauh mereka melempar batu ke rumah milik Hendrik, 39 hingga merusak bagian genting dan plapon rumah.

Advertisement

Mendengar keramaian, belasan warga keluar rumah dan melakukan pengejaran hingga mereka lari tunggang langgang. Satu pelaku AB tertinggal dari gerombolan berhasil diamankan warga kemudian diserahkan ke polisi.

Kepala Polsekta Pakualaman Komisaris Polisi Wandi membenarkan adanya penyerangan tersebut. Menurutnya, anak dari pemilik rumah yang dirusak tersebut sempat kenal dengan para pelaku pelemparan batu itu saat masih sekolah. Anak korban memang sudah tidak sekolah namun rumahnya memang selalu ramai jadi tempat perkumpulan remaja.

Wandi belum bisa menjelaskan motif dari penyerangan sejumlah remaja tersebut karena masih memburu para pelaku lainnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif