Jateng
Sabtu, 1 November 2014 - 04:50 WIB

OPTIMALISASI LAHAN : Sawah Sering Banjir Diubah Jadi Tambak Ikan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sawah terendam banjir. (JIBI/Solopos/Dok.)

Ilustrasi sawah tergenang banjir (JIBI/Solopos/Dok.)

Kanalsemarang.com, KUDUS—Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, melakukan optimalisasi lahan yang tidak produktif dengan mengubah lahan sawah yang sering tergenang banjir menjadi tambak ikan.

Advertisement

Menurut Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Kudus Budi Santoso, lahan tidak produktif yang menjadi sasaran program optimalisasi sekitar 600 hektare yang tersebar di Kecamatan Mejobo dan Jekulo.

Dari luas lahan tersebut, kata dia, untuk lahan di Kecamatan Jekulo sekitar 360 hektare dan selebihnya di Kecamatan Mejobo.

Advertisement

Dari luas lahan tersebut, kata dia, untuk lahan di Kecamatan Jekulo sekitar 360 hektare dan selebihnya di Kecamatan Mejobo.

Untuk saat ini, kata dia, program tersebut direalisasikan di Desa Kirig dengan anggaran sebesar Rp1,4 miliar.

Anggaran tersebut, termasuk untuk penganggaran pembuatan jalan menuju lokasi tambak yang memiliki jarak hingga ratusan meter dari jalan utama.

Advertisement

“Satu petak kolam sudah hampir selesai karena hanya menyisakan pemadatan tanah tanggulnya. Sedangkan dua petak masih dalam proses pengerukan tanah yang diperkirakan selesai pawa Novomber 2014,” ujarnya seperti dikutip Antara, Jumat (31/10/2014).

Kedalaman kolam, kata dia, sekitar 1,5 meter, sedangkan tanggulnya juga dibuat tinggi agar air genangan yang terjadi di musim penghujan tidak masuk ke dalam kolam.

Nantinya, kata dia, petani juga bisa memanfaatkan lahan yang ada untuk ditanami aneka tanaman seperti tanaman pohon pisang dan jambu air.

Advertisement

Petani setempat, katanya, sudah pernah melakukan studi banding kolam ikan yang dipadu dengan tanaman buah-buahan di Kabupaten Demak.

Tanah yang digunakan untuk pembuatan kolam ikan tersebut, merupakan tanah milik desa yang nantinya pengelolaannya diserahkan kepada gabungan kelompok tani setempat.

Apabila hasilnya cukup memuaskan, kata dia, masyarakat bisa meniru percontohan pembudidayaan ikan di desa setempat karena pangsa pasar ikan saat ini masih cukup terbuka luas.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif