News
Sabtu, 1 November 2014 - 21:31 WIB

MUKTAMAR NU 2015 : NU Soloraya Jagokan M Adnan Jadi Ketum PBNU

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua PCNU Solo, Hilmi Ahmad Sakdillah (ketiga dari kanan) memberikan penjelasan mengenai PCNU se-Soloraya yang menjagokan mantan Ketua PWNU Jateng Muh. Adnan di Muktamar NU 2015, di Ce Es Resto Solo, Sabtu (1/11/2014). (Arief Fajar/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Soloraya menjagokan mantan Ketua Umum Pengurus Wilayah (PW) NU Jawa Tengah, Muh. Adnan sebagai calon Ketua Umum PBNU di Muktamar ke-33 NU tahun 2015.
“Kami PC NU se-Soloraya belum lama ini sudah bertemu dengan Muh. Adnan dan yang bersangkutan menyatakan siap maju dalam bursa Ketua Umum PBNU di muktamar tahun 2015,” papar Ketua PCNU Solo Hilmi Ahmad Sakdillah didampingi Wakil Ketua PCNU Solo Munawar dan Danang kepada wartawan di Ce Es Resto Solo, Sabtu (1/11/2014) siang.
Memang, sambung Hilmi, saat ini baru digelar Munas NU di Jakarta untuk menentukan waktu dan lokasi digelarnya Muktamar NU 2015. Selain nama Muh. Adnan ada nama lain yang juga dicalonkan sebagai Ketua Umum PBNU ada nama KH Said Aqil Siradj yang tak lain Ketua Umum PBNU periode 2010-2015.
Selain pemilihan Ketua Umum PBNU, dalam Muktamar NU tahun 2015 juga digelar pemilihan Rais Aam PBNU. Dikatakan Hilmi, semula muncul nama KH Sahal Mahfud namun beliau sudah meninggal.
“Kemudian muncul nama pengganti yakni, Mustofa Bisri [Gus Mus] yang juga didorong untuk maju namunsampai saat ini belum memberi kepastian. Selain itu ada juga nama Hasyim Muzadi yang sudah diketahui kapasitasnya dan siap maju,” jelas Hilmi.
Untuk diketahui, di Muktamar ke-32 NU di Makassar, Sulawesi Selatan yang berlangsung dari tanggal 23-28 Maret 2010, KH. Sahal Mahfudh terpilih sebagai Rais Aam Syuriah PBNU periode 2010-2015, dan KH Said Aqil Siradj terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Tanfidziyah PBNU untuk periode yang sama.
Lebih lanjut Hilmi menerangkan, Muh. Adnan sebagai calon Ketum PBNU sudah cukup berpengalaman. Selama memimpin sering blusukan ke semua PCNU di Jateng sehingga NU Jateng cukup maju, apalagi menguasai tiga bahasa.
“Selain itu selama ini kan belum ada Ketum PBNU dari Jateng, mumpung Muh. Adnan berkenan untuk dicalonkan dengan catatan Rais Aam nya Hasyim Muzadi,” ujar Hilmi dan Munawar.
Sementara dalam Munas yang berlangsung mulai 1-2 November 2014 di Kantor PBNU Jakarta, sambung Hilmi, ada usulan dari sejumlah pengurus PWNU untuk format pemilihan Rais Aam Syuriah dan Ketum PBNU.
“Ada sejumlah PWNU yang mengusulkan pemilihannya dengan sistem formatur jadi ditentukan tim formatur. Namun usulan ini ditolak sejumlah PWNU lainnya yang tetap menginginkan adanya demokrasi dengan pemilihan langsung,” ungkap Hilmi.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif