Sport
Jumat, 31 Oktober 2014 - 11:50 WIB

SEPAK BOLA GAJAH PSS VS PSIS : Klub Disanksi Komdis PSSI, Suporter Teror Awak Media

Redaksi Solopos.com  /  Jumali  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

 

Harianjogja.com,SLEMAN – Sepak bola gajah yang dalam laga PSS melawan PSIS berimbas ke wartawan yang biasanya meliput skuat Elang Jawa. Sejumlah suporter PSS Sleman mulai meneror kepada awak media yang biasa meliput di Stadion Maguwoharjo.

Advertisement

Aksi tak terpuji itu diduga terjadi sebagai bentuk kekesalan suporter atas sanksi yang dijatuhkan Komisi Disiplin PSSI yang mendiskualifikasi PSS dan PSIS.

Sejumlah awak media yang melakukan peliputan di Stadion Maguwoharjo pun mendapatkan intimidasi dari suporter, Kamis (30/10/2014). Mereka mengolok wartawan dengan ungkapan kasar.

Berdasarkan penuturan salah satu wartawan yang enggan disebutkan namanya, aksi tak terpuji sejumlah pendukung itu terjadi saat meliput latihan PSS di Stadion Maguwoharjo.

Advertisement

Kebetulan di waktu yang sama, sejumlah suporter juga datang ke Maguwoharjo untuk memberikan dukungan moral terhadap para pemain setelah mendapatkan sanksi dari Komdis PSSI.

“Ini intervensi yang salah kaprah. Wartawan hanya memberitakan berdasarkan fakta justru menjadi sasaran kemarahan. Terus terang kami merasa tidak nyaman ketika meliput di Maguwo jika situasi ini terus berlangsung,” ujarnya.

Selanjutnya wartawan itu menceritakan, aksi dari sejumlah suporter juga terjadi di lapangan. Dari atas tribun, dia mendengar ratusan pendukung meneriakkan umpatan terhadap salah satu media cetak lokal secara serentak.

Advertisement

Tidak hanya itu, saat selesai latihan saat wartawan hendak wawancara dengan mendatangi ruangan pelatih PSS, sejumlah pendukung menghalang-halangi wartawan dan meminta agar salah satu anggota tim pelatih PSS tidak usah menemui wartawan.

Tidak cukup di situ, sejumlah suporter lantas menutup pintu kamar tim pelatih, meski salah satu pelatih sebenarnya nampak siap bergegas dan hendak menemui wartawan untuk melakukan sesi wawancara. “Rasah ditemoni pak,” ujar wartawan menirukan umpatan suporter.

Bahkan, setelah menutup pintu, suporter meneriakkan umpatan kasar. Walhasil, awak media terutama pewarta TV yang hendak melakukan wawancara harus gigit jari karena tidak mendapatkan gambar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif