Jogja
Jumat, 31 Oktober 2014 - 01:20 WIB

Ribuan Warga Pegunungan Menoreh Kesulitan Air Bersih

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Dusun Duren Sawit, Desa Banjaroyo, Kalibawang menerima dropping air bersih, Sabtu (30/8/2014). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N/S)

Harianjogja.com, KULONPROGO—Sekitar 1.500 warga dari empat desa di Kecamatan Samigaluh, Kulonprogo kesulitan air bersih karena kemarau panjang. Pemerintah kecamatan meminta warga membangun penampungan air hujan sebagai solusi.

Camat Samigaluh Wahyu Pujianto menyebutkan empat desa dengan warga kesulitan air bersih yakni Sidoharjo, Purwoharjo, Banjarsari dan Kebonharjo. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, kekeringan di wilayahnya berlangsung lebih lama dan berdampak lebih luas.

Advertisement

“Alasannya, tahun ini musim kemarau sangat panjang, sampai Oktober pun belum memasuki musim hujan,” ujarnya, Rabu (29/10/2014).

Wahyu tidak menampik sudah ada bantuan distribusi air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo dan Tagana, terlebih Bank BPD juga berencana mendistribusikan 150 tangki air bersih.

Namun, Wahyu meminta warga untuk membuat bak penampungan yang berada di bawah talang rumah masing-masing mengingat selama ini banyak air yang terbuang dari talang dan tidak ditampung.

Advertisement

Jika ditampung dalam sebuah bak, dapat mencukupi kebutuhan air sampai satu sampai dua bulan. “Ukurannya bisa 3x3x3 meter kubik,” paparnya.

Bantuan untuk pembangunan air hujan mulai dilakukan pada 2015 dan bak dapat digunakan untuk mengantisipasi musim kemarau tahun depan, sesuai dengan hasil rapat koordinasi bersama para kepala desa.

Wahyu menambahkan pemerintah kecamatan juga mengupayakan optimalisasi sumber mata air di Dusun Nglinggo, Desa Pagerharjo, mengingat airnya bisa dialirkan juga ke wilayah Kebonharjo dan Banjarsari.

Advertisement

Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo Untung Waluyo sebelumnya mengatakan terdapat tujuh kecamatan di daerah perbukitan yang kerap dilanda kekeringan, yaitu, Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, Kokap, sebagian Sentolo dan sebagian Pengasih.

BPBD telah bekerja sama dengan Pusat Studi Bencana Alam Universitas Gadjah Mada untuk pemetaan di 87 desa dan satu kelurahan terkait dengan daerah rawan kekeringan. Pemetaan ini bertujuan menemukan sumber air dan hasilnya akan diserahkan ke desa masing-masing.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif