Soloraya
Jumat, 31 Oktober 2014 - 04:09 WIB

PEMKAB BOYOLALI : Mulai November Setiap Kamis PNS Kota Susu Wajib Krama Inggil

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Patung Ir Soekarno di Kompleks perkantoran Pemkab Boyolali, Mojosongo (Septhia Ryanthie/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali berencana pada pekan pertama bulan November depan bakal mewajibkan seluruh pejabat pegawai negeri sipil (PNS) di wilayah Kota Susu untuk menggunakan bahasa jawa halus atau karma inggil untuk berkomunikasi dalam setiap tugas di lingkungan kantor.

Asisten Administrasi Sekretariat Daerah (Sekda) Boyolali, Masruri, mengatakan kewajiban menggunakan bahasa jawa tersebut dilaksanakan setiap pekan pada hari Kamis.

Advertisement

Menurut Masruri, kebijakan tersebut diambil sebagai langkah pelestarian Bahasa jawa sebagai bahasa ibu.

“Bahasa jawa merupakan peninggalan adiluhung nenek moyang. Harus dilestarikan. Ya, mulai November depan semua PNS di Boyolali khusunya diwajibkan untuk menggunakan bahasa jawa tiap hari Kamis,” kata Masruri saat dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Kamis (30/10/2014).

Masruri mengatakan meski sebagai bahasa ibu, tetapi apabila bahasa jawa jarang dipergunakan, khususnya bahasa jawa halus atau karma inggil tersebut oleh masyarakat Kota Susu akan kesulitan mempergunakannya di waktu selanjutnya atau kemudian hari.

Advertisement

“Sehingga dengan kebijakan itu, bahasa jawa halus dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam setiap rapat kecil hingga rapat koordinasi. Bahkan saat apel bagi PNS pun juga diwajibkan untuk menggunakan Bahasa jawa. Harapan kami bahasa jawa dapat digunakan untuk komunikasi sehari-hari,” ujar Masruri.

Sementara itu, Kasubag Humas Bagian Humas dan Protokol Setda Boyolali, Warsono, mengaku jika pihaknya menyambut baik kebijakan tersebut. Menurut Warsono, bahasa jawa memiliki nilai budaya yang tinggi dan penuh dengan arahan tata karma atau unggah-ungguh.

“Bahasa jawa menyiratkan budi pekerti yang sangat luhur sebagai cerminan masyarakat Jawa. Bahasa jawa yang halus juga bisa menjadi wahana pembentukan budi pekerti yang penuh sopan dan santun. Selain itu saya rasa bahasa jawa juga lengkap dengan perbendaharaan kata yang bisa dipelajari,” kata Warsono.

Advertisement

Warsono menambahkan dengan mewajibkan PNS berbahasa jawa halus setidaknya bisa kemudian menularkan kepada anggota keluarga masing-masing. Secara perlahan, lanjut dia, bukan tidak mungkin bahasa jawa bisa terus digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarak luas.

“Selanjutnya angan saya memang kepada setiap orang tua untuk bisa terus membiasakan dan menggunakan bahasa jawa saat di rumah masing-masing. Karena apa? Dengan menggunakan bahasa jawa yang halus dan baik bisa menjadi sarana untuk membentuk pribadi anak yang sopan dan santun dalam keluarga,” terang dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif