News
Jumat, 31 Oktober 2014 - 15:35 WIB

KMP VS KIH : Selalu Kalah di Parlemen, Kemampuan Berpolitik PDIP Diragukan

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Fraksi PDI Perjuangan protes intrupsi, Selasa (7/10/2014). (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Berada dalam posisi kelompok yang kalah di DPR, para PDIP di Senayan dinilai patut diragukan kapasitasnya. Dalam beberapa ronde pertarungan KMP vs KIH pasca-Pilpres 2014, PDIP dan koalisinya selalu kalah.

Pengamat politik menilai masyarakat belum sepatutnya ragu atas kerja kabinet Jokowi yang baru dibentuk. Yang patut diragukan adalah kemampuan politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk bisa mempengaruhi kabinet.

Advertisement

Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Philips J. Vermonte mengatakan masyarakat belum sepatutnya memiliki keraguan terhadap kabinet Jokowi. Apalagi, lanjutnya, 100 hari pertama kabinet belum terlewati.

“Di sisi lain, keraguan masyarakat dapat menjadi keuntungan. Masyarakat sebaiknya lebih ragu terhadap kemampuan politis PDIP yang dapat berpengaruh kepada kabinet,” ujar Philips J. Vermonte dalam diskusi di Menara Jamsostek, Jakarta, Jumat (31/10/2014).

Menurutnya, dalam pemilu 2014, PDIP yang dikenal sebagai partai oposisi mendapat kekuasaan melalui pemilihan langsung.

Advertisement

Demokrasi hanyalah satu-satunya cara bagi PDIP. Masalahnya kini jumlah anggota DPR yang berseberangan dengan partai pemenang pemilu tersebut hampir sama. “PDIP patut lebih diragukan dalam kapasitasnya sebagai partai pemenang yang kalah di DPR,” katanya.

Di sisi lain, menurutnya, Jokowi mampu mengubah model kampanye politik menjadi gaya dalam menjalankan pemerintahan, meluruskan benang kusut permasalahan dalam pembangunan, serta mempersiapkan administrasi dan organisasi pendukung dalam pencalonan presidennya dengan baik sebelumnya.

“Momentum Jokowi ada dalam 100 hari pertama, yang akan menjadi penting. Contohnya kebijakan yang mampu mengalahkan keraguan, seperti subsidi bahan bakar minyak [BBM],” jelasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif