Jateng
Jumat, 31 Oktober 2014 - 10:50 WIB

KENAIKAN HARGA BBM : Pengusaha Optimistis Dampak Harga BBM Tidak Berlangsung Lama

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah bus mengantri BBM di sebuah SPBU di Palur, Jaten, Karanganyar, belum lama ini. Organda menyatakan belum akan menaikkan tarif angkutan umum terkait rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Ilustrasi BBM (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Kanalsemarang.com, SEMARANG– Kalangan pengusaha di Jawa Tengah menilai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak hanya akan berlangsung sebentar atau paling lama sekitar dua bulan.

Advertisement

“Masyarakat seharusnya tidak perlu khawatir dengan kenaikan harga BBM bersubsidi karena selama ini subsidi BBM tidak tepat sasaran,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah Frans Kongi seperti dikutip Antara, Kamis (30/10/2014).

Menurutnya untuk memberikan subsidi kepada masyarakat miskin, pemerintah harus memikirkan program yang lebih tepat sasaran. Salah satu yang bisa dilakukan adalah pemberian bantuan langsung tunai (BLT).

Dengan dinaikkannya harga BBM subsidi, pemerintah bisa mengalihkannya untuk anggaran pembangunan.

Advertisement

Menurutnya, pembangun sejumlah fasilitas umum akan dapat dinikmati oleh masyarakat luas.

Sementara itu mengenai kenaikan harga BBM subsidi yang mestinya diikuti dengan kenaikan upah minimum kabupaten/kota, menurutnya hal tersebut tidak perlu dilakukan.

“Bagi kalangan pengusaha, UMK tidak berhubungan langsung dengan harga BBM subsidi. Untuk meningkatkan daya beli masyarakat seharusnya pemerintah memberikan subsidi dalam bentuk lain,” jelasnya.

Advertisement

Mengenai hal tersebut Frans mengaku optimistis dengan kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh Presiden Joko Widodo terkait kesejahteraan masyarakat.

“Dari awal seluruh visi dan misi Joko Widodo selalu prorakyat dan propasar, melihat hal tersebut saya optimis kebijakan yang diambilnya salah satunya kenaikan harga BBM subsidi tidak akan memengaruhi kondisi pasar,” jelasnya.

Kalaupun terjadi inflasi, Frans memrediksi kenaikan tidak lebih dari 3 persen dan hanya berlangsung sebentar. Selanjutnya kondisi pasar maupun daya beli masyarakat akan kembali seperti semula.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif