Soloraya
Jumat, 31 Oktober 2014 - 05:10 WIB

HAJI 2014 : 2 Jemaah Haji Asal Sragen Meninggal di Tanah Suci

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/dok)

Solopos.com, SRAGEN – Sebanyak dua jemaah haji asal Sragen meninggal dunia saat berada di Tanah Suci. Sementara, ratusan jemaah haji asal Sragen tiba di Bumi Sukowati pada Kamis-Jumat (30-31/10/2014).

Dua jemaah haji yang meninggal dunia bernama Siti Ruchayah, 53, asal Kecamatan Kedawung yang tergabung di kloter 53 serta Rupingah, 81, dari Kecamatan Gemolong yang tergabung di kloter 54. Mereka meninggal lantaran sakit dan dimakamkan di Makkah.

Advertisement

Kasi Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sragen, Sutopo, menjelaskan selain dua jemaah meninggal dunia, terdapat tiga jemaah asal Bumi Sukowati yang dipulangkan lebih awal.

Jemaah haji bernama, Syakur, 62, bersama istrinya dari Kecamatan Miri yang masuk dalam Kloter 54 dipulangkan bersama kloter 4 lantaran sakit. Jemaah lainnya yang dipulangkan lebih cepat yakni Partinah, 70, yang juga berasal dari Miri dipulangkan bersama rombongan kloter 14.

“Jemaah haji Sragen yang kemarin diberangkatkan ada yang pulang hari ini [Kamis (30/10)]. Ada juga yang pulang besok sore [Jumat (31/10)],” ujar dia saat ditemui di Kantor Kemenag, Kamis.

Advertisement

Dia menguraikan pada Kamis setidaknya ada 440 jemaah haji yang tiba di Sragen. Sementara, pada Jumat sebanyak 377 jemaah haji direncakan tiba di Sragen.

Sutopo mengakui salah satu jemaah pulang lebih awal yakni Partinah ikut dalam pesawat yang ditumpangi rombongan kloter 14 yang sempat mendarat darurat di Srilangka lantaran gangguan teknis.

Dia memastikan jemaah tersebut sudah dipulangkan dengan selamat.

Advertisement

Salah satu jemaah haji asal Kedawung, Sutopo, mengaku perjalanan pulang dari Bandara King Abdul Azis, Jeddah hingga Bandara Adi Soemarmo berjalan lancar.

Selama menjalankan ibadah Haji, Sutopo menjelaskan berada di permukiman yang berjarak empat kilometer dari Masjidil Haram. “Semua pelayanan yang diberikan seperti katering cukup bagus termasuk pelayanan selama berada di pesawat,” kata dia.

Sutopo yang merupakan guru SMK 1 Kedawung itu menuturkan untuk berangkat haji, dirinya harus menunggu empat tahun. “Saya dan istri mendaftar pada 2010,” urai dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif