Jogja
Jumat, 31 Oktober 2014 - 12:40 WIB

DUGAAN KANTOR BPJS ILEGAL : Faris Meminta Maaf Kepada BPJS

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kartu BPJS Kesehatan. (JIBI/Solopos/Dok.)

Harianjogja.com, SLEMAN-Terkait Kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang dibisniskan, Faris, mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) angkatan 2010 telah menyampaikan permohonan maaf kepada pihak terkait mengenai penggunaan logo.

Faris mengaku sempat diprotes oleh petugas BPJS Sleman lantaran menggunakan logo BPJS Kesehatan tanpa izin dan mencetak kartu BPJS tidak sesuai standar. Ia juga dikatakan sebagai biro jasa menyerupai kantor BPJS DIY. Faris juga memiliki formulir, data puskesmas, klinik, dokter umum, dokter gigi, apotek, optik yang sama dengan kantor BPJS. BPJS juga sempat menanyakan mengapa pembuatan kartu harus bayar dan tidak gratis.

Advertisement

Faris mengaku sudah meminta maaf secara resmi soal penggunaan logo BPJS. Ia sudah menghapus logo tersebut di baliho dan formulir. Adapun soal kartu yang ia cetak, menurut dia telah terdaftar resmi di pusat data BPJS melalui situs resmi BPJS (www.bpjs-kesehatan.go.id).

“Pendaftaran secara online dan bisa dicek keaslian kartu yang saya cetak via sms ke 08113699977 [no resmi pengecekan kartu BPJS]. Saya hanya menghilangkan e-Id di sisi atas kartu, tapi sekarang sudah saya sisipkan kembali. Intinya semua kartu yang saya cetak  bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya,” tegas dia.

Selama ini, dirinya tidak pernah mengaku sebagai biro jasa resmi pembuatan kartu BPJS. Terkait dengan tuduhan pemalsuan formulir, dia mengaku hanya membuat format formulir sendiri, yang lebih simpel. Sedangkan data puskesmas dan lainnya ia unduh langsung dari situs resmi BPJS.

Advertisement

“Kami memberikan tarif Rp50,000 per orang, daftar lima gratis satu adalah tarif yang wajar karena kami harus membayar sewa tempat, gaji karyawan, ongkos bolak-balik ke bank, cetak kartu, dan lain-lain. Jika ada yang minta diskon dan orangnya tidak mampu, kami bisa gratiskan. Intinya proses pendaftaran di kami tidak ada unsur pemaksaan. Di Jakarta jasa seperti ini bisa mencapai Rp300.000,” imbuhnya.

Faris menambahkan saat ini ia sudah mencetak lebih dari 100 kartu dengan permintaan konsumen sekitar 500 orang. Dari ratusan kartu BPJS yang tersebar itu menurutnya 90% di antaranya sudah ditarik atas masukan BPJS Sleman kemudian digantinya dengan kartu yang sesuai standar atau tidak ada fotonya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif