Entertainment
Jumat, 31 Oktober 2014 - 06:00 WIB

ALBUM BARU : Indonesia Maharddhika Guruh Ditafsirkan Ulang

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Indonesia Maharddhika (JIBI/Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Kebangkitan era indie label dirayakan musisi Nusantara lewat berbagai cara. Salah satunya dengan membuat karya idealis berkualitas tanpa perlu pertimbangan label mayor. Inilah yang melatarbelakangi penggarapan ulang album Indonesia Maharddhika cipta karya Guruh Soekarno Putra oleh sejumlah musisi beraliran jaz, rok, progresif simfonis, hingga progresif metal.

Album yang telah dirilis di Galeri Indonesia Kaya, Agustus 2014 lalu ini, memuat sepuluh lagu dengan melibatkan musisi lintas generasi dan genre. Mereka antara lain Keenan Nasution, Indra Lesmana, Andy /rif, Addie MS, hingga musisi internasional legendaris Rick Wakeman.

Advertisement

Karya gagasan tiga pengacara yang terdiri atas Kadri, Yeni, dan Ninot ini menampilkan keragaman musik Nusantara. Lagu Aku Berlari yang dibawakan Band Cockpit misalnya, kental nuansa pop. Tema yang disajikan pun tak kalah lengkap.

Degradasi kehidupan urban di Ibu Kota dipotret Vantasma lewat lagu Jakarta (Jet Black City). Sementara itu, lagu Srikandi yang liriknya ditulis Sri Mulyani Indrawati, kental dengan spirit emansipasi perempuan.

Album bertajuk Indonesia Maharddhika merupakan tafsir ulang dari tembang lawas karya Roni Harahap dan Guruh Soekarno Putra yang dibuat pada 1976 silam. Lagu rok progresif pertama buatan anak negeri tersebut kala itu sukses menyandingkan komposisi musik diatonis dan pentatonis.

Advertisement

Panglima Reka Ulang Indonesia Maharddhika, Iwan Hasan, mengungkapkan tujuan daur ulang pembuatan album kompilasi ini bertujuan melestarikan salah satu aset musik garapan anak negeri sekaligus memutakhirkannya.

“Sekalipun banyak komposisi yang saya buat, saya mempertahankan rasa hormat sesuai [format] aslinya. Saya buat sedemikian rupa sampai masih kelihatan rasa hormat saya kepada Guruh dan Roni,” tutur Iwan, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Solopos.com, Minggu (26/10/2014).

Project Director Indonesia Maharddhika, Bens Leo, mengutarakan proyek album kompilasi teranyarnya tersebut menjadi salah satu proyek indie yang berkarakter. “Album tafsir ulang Indonesia Maharddhika ini kuat sekali karakternya,” jelasnya saat berbincang di Studio 87 Manahan, Banjarsari, Solo, Minggu lalu.

Advertisement

Selain mewakili hampir semua karakter musik Indonesia saat ini, Bens mengungkapkan proyek penggarapan album yang didistribusikan lewat label independen Demajors ini dibuat dengan sistem crowdfunding.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif