Sport
Kamis, 30 Oktober 2014 - 11:50 WIB

SEPAK BOLA GAJAH PSS VS PSIS : Mbah Mul : PSS Harus Jalani Sanksi

Redaksi Solopos.com  /  Jumali  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

 

Harianjogja.com, SLEMAN — Pengurus Cabang PSSI Kabupaten Sleman, DIY, minta sanksi apapun yang nanti diterima PSS Sleman atas pertandingan “sepak bola gajah” mengatur skor saat menjamu PSIS Semarang pada Minggu (26/10), harus diterima dan dijalaninya.

Advertisement

“Kasus seperti itu baru terjadi sekali ini di PSS Sleman, dan sudah mencoreng tim,” kata Ketua Pencab PSSI Kabupaten Sleman Hendricus Mulyono, Kamis (29/10/2014).

Menurut pria yang akrab dipanggil Mbah Mul tersebut, apapun sanksinya meski berat, harus dijalani, diterima dan menjadi pelajaran agar PSS Sleman dan tim sepak bola lainnya di Indonesia nantinya bisa lebih baik lagi.

Advertisement

Menurut pria yang akrab dipanggil Mbah Mul tersebut, apapun sanksinya meski berat, harus dijalani, diterima dan menjadi pelajaran agar PSS Sleman dan tim sepak bola lainnya di Indonesia nantinya bisa lebih baik lagi.

“Kami sangat menyayangkan dan menyesalkan pertandingan itu yang jauh dari nilai sportivitas,” katanya.

Hendricus merupakan tokoh dan sesepuh sepak bola DIY serta mantan manajer PSS Sleman pada era 2000-an tersebut mengatakan, selama dirinya memegang PSS Sleman beberapa tahun silam, tim pun tidak pernah melakukan sepak curang tersebut.

Advertisement

Ia mengatakan, dari pertandingan tersebut menurutnya ada indikasi perang mafia. Kecurigaan tersebut sudah terlihat antara kedua tim, yaitu PSS Sleman dan PSIS Semarang tidak ingin memenangi laga, karena jika menjadi juara grup akan melawan Borneo FC yang sebagai runner up di grup lain, pada putaran semifinal nanti.

“Indikasi itu sudah ada. Jangan kekerasan dibalas dengan kekerasan, mafia dibalas dengan mafia,” katanya.

Ia berharap, Komisi Disiplin PSSI harus mengusut kasus ini sampai ke akar-akarnya. Jangan sampai, hal ini terulang kembali dalam persepakbolaan Indonesia yang mulai banyak digemari masyarakat.

Advertisement

“Kasus ini harus diusut tuntas, kenapa bisa sampai terjadi. Termasuk yang melatarbelakanginya,” katanya.

Seharusnya, kata dia, PSS Sleman tidak harus melakukan sepak bola gajah seperti itu.

“Semua lawan dalam kompetisi dianggap sama, dan menjunjung tinggi sportivitas. Bola itu bundar, kemenangan ditentukan dalam pertandingan. Bukan sebelum tanding, sudah tahu hasilnya,” katanya.

Advertisement

Sebelumnya PSS Sleman saat menjamu PSIS Sleman di Lapangan Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta beberapa hari lalu, menang dengan skor 3-2.

Namun, gol-gol yang tercipta tersebut dari hasil bunuh diri masing-masing tim.

Atas kemenangan itu, PSS Sleman menjadi juara grup N dengan 14 poin, sementara PSIS Semarang sebagai runner up. Keduanya lolos ke babak semifinal Divisi Utama untuk memperebutkan dua tiket promosi ke kompetisi Indonesia Super League (ISL).

PSS Sleman akan menghadapi Borneo FC, runer up grup P. Sementara, PSIS Semarang akan melawan Martapura FC juara grup P.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif