News
Kamis, 30 Oktober 2014 - 15:55 WIB

KONFLIK ISRAEL-PALESTINA : Swedia Akui Kedaulatan Palestina, Israel Marah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para warga Tepi Barat berpesta dan mengibarkan bendera Palestina, Jumat (20/11/2012). (Dok/JIBI/Solopos/Reuters)

Solopos.com, JERUSALEM — Swedia menjadi negara Uni Eropa pertama yang mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Pengakuan itu terungkap setelah seorang Otoritas Palestina menyampaikan hal itu kepada media Israel, Haaretz, Rabu (29/10/2014).

Sikap tersebut diputuskan tak lama setelah pelantikan Perdana Menteri Swedia, Stefan Lofven, awal Oktober lalu. Padahal menurut laporan Haaretz, Swedia pernah berkomitmen tidak akan mengeluarkan pengakuan terhadap Palestina dalam waktu dekat karena protes keras dari Israel.

Advertisement

Saat dilantik pada 3 Oktober lalu, Lofven sudah menyatakan akan mengeluarkan kebijakan luar negeri mengakui kedaulatan Palestina. Rencana kebijakan Swedia ini menimbulkan kekhawatiran bagi Israel. Pemerintah Israel pun langsung memanggil Duta Besar Swedia dalam sebuah pertemuan dan memprotes keras rencana Swedia itu.

Dilaporkan Haarretz, pemerintah Swedia melalui PM Stefan Lofven dan Menteri Luar Negeri Margot Wallstrom, menanggapi protes Israel tersebut. Mereka mengatakan pengakuan terhadap kedaulatan Palestina hanya akan diputuskan setelah dialog dengan pemerintah Israel.

“Tetapi dalam perdebatan di komite hubungan luar negeri parlemen Swedia, Senin (27/10/2014), Loefven mengatakan pengakuan atas kedaulatan palestina akan terjadi secepatnya. Rabu, Israel mengetahui pengakuan itu dikeluarkan jauh lebih cepat dari rencana. Swedia berencana melakukan deklarasi pengakuan itu hari ini dan dilaporkan Channel 2,” tulis Haaretz.

Advertisement

Pemerintah Swedia menanggapi dengan pernyataan sebaliknya. Mereka khawatir keputusan itu malah akan terlalu telat. “Sebagian menganggap keputusan kami hari ini terlalu cepat. Kami lebih khawatir jika ini terlalu terlambat,” kata Wallstrom, seperti dikutip Time, Kamis.

“Tahun lalu, kami melihat negosiasi perdamaian sekali lagi terhanbat, bagaimana keputusan pemukim [Yahudi] di tanah Palestina telah merintangi perdamaian, dan kekerasan juga kembali terjadi di Gaza,” lanjut Wallstrom.

Menurutnya, tujuan pengakuan atas Palestina adalah mendukung kelompok moderat Palestina dan membuka solusi damai atas konflik berkepanjangan itu. Swedia memang bukan negara Eropa pertama yang mengakui kedaulatan Palestina. Hungaria, Polandia, dan Slovakia, telah lebih dulu mengakui Palestina sebelum bergabung ke dalam Uni Eropa.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif