Jogja
Kamis, 30 Oktober 2014 - 21:40 WIB

Big Data di Indonesia Belum Dikelola, Ini Dampaknya

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, JOGJA– Data-data besar dari perusahaan utamanya dari sosial media di Indonesia belum dikelola dengan baik di dalam negeri. Sebagian data malah dimanfaatkan oleh negara lain.

Hal itu diungkapkan oleh Christin Vivian P. Marbun dan Nia Garneta, Public Relations Solusi 247, perusahaan penyedia jasa teknologi komunikasi dan informasi, saat berkunjung ke Griya Harian Jogja, Kamis (30/10/2014).

Advertisement

Nia Garneta mengungkapkan produksi data di Indonesia sangat besar, terutama data media sosial. Di dalam negeri sendiri, data ini belum diolah. “Malah Negara China yang mengolah data aktivitas sosial media warga kita. Salah satu dampaknya adalah mereka membaca minat fashion batik, sehingga kemudian mereka memproduksi batik dan dijual ke Indonesia,” katanya.

Contoh lain yakni data penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) yang diolah oleh Jepang, serta data kependudukan Indonesia yang diolah oleh India.

Vivian menambahkan, Solusi 247 selama ini terus melakukan riset mengenai data dan pengelolaannya di Indonesia. Dari kegiatan ini, pihaknya bisa mengetahui betapa pentingnya data dan peluang untuk memanfaatkan data tersebut. “Kami berharap Pemerintah bisa memanfaatkan data guna menentukan kebijakan strategis,” jelasnya.

Advertisement

Sayangnya, kesadaran untuk mengelola data ini masih minim. Atas dasar itu, pihaknya akan menggelar Konferensi Big Data Indonesia, bekerjasama dengan sejumlah perusahaan dan universitas. Kegiatan ini akan diselenggarakan di Grha Saba Pramana UGM pada 3-4 Desember. Sedikitnya 20 pembicara akan dihadirkan dari praktisi teknologi informasi dengan pembicara utama Arief Yahya Presdir PT Telkom yang kini menjadi Menteri Pariwisata.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif