Sport
Rabu, 29 Oktober 2014 - 00:15 WIB

SEPAK BOLA GAJAH : PSS dan PSIS Didiskualifikasi dari Divisi Utama

Redaksi Solopos.com  /  Mulyanto Utomo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Komisi Disiplin PSSI dipimpin Hinca Panjaitan saat bersidang soal "sepak bola gajah". Ist/detiksport

Solopos.com, JAKARTA — Komisi Disiplin PSSI sudah membuat keputusan terkait kasus laga PSS Sleman dan PSIS Semarang. Kedua tim itu didiskualifikasi dari Divisi Utama Liga Indonesia dan tak bisa melakukan banding.

Seperti diberitakan sebelumnya, ada banyak kejanggalan dalam pertandingan antara ‘Laskar Sembada’ melawan ‘Laskar Mahesa Jenar’, Minggu (26/10/2014).

Advertisement

Laga 8 besar Divisi Utama yang berlangsung di Sasana Krida Akademi Angkatan Udara, Sleman, Yogyakarta, berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan tuan rumah. Anehnya, semua gol itu dihasilkan lewat gol bunuh diri.

Tiga gol PSS merupakan hasil gol bunuh diri dari Komaedi –melakukan dua gol bunuh diri, dan Fadli Manan. Sementara itu, gol PSIS dilesakkan pemain PSS oleh Hermawan Putra Jati dan Agus Setiawan.

Setelah melakukan sidang, Selasa (28/10), komisi disiplin sudah memberikan sanksi untuk kedua klub. Lewat sang ketua, Hinca Panjaitan, mereka mengumumkan keputusan itu.

Advertisement

“Kami sudah bertanya kepada coach, pemain, ofisial. Setiap kali saya putar pertandingan ini, semua baru menyadari mereka telah melakukan sesuatu tidak masuk akal,” kata Hinca di kantor PSSI bilangan Senayan seperti dilansir detiksport.

“Karena ini mencederai sepakbola, maka tidak ada alasan tidak mengambil putusan. Dengan berat hati, untuk menegakkan sepakbola Indonesia. Maka Komdis memutuskan mendiskualifasi keduanya,” tegas Hinca.

“Artinya, kedua tim ini berhenti sampai di sini tidak berlanjut. Dikeluarkan dari kompetisi, mereka tidak bisa bermain di semifinal atau final dan naik ke ISL,” jelasnya.

Advertisement

“Pada posisi diskualifikasi ini, ini adalah pelanggaran yang tidak ditoleransi. Bermain bola itu untuk menang bukan untuk kalah,” papar dia.

“Putusan ini tidak bisa dibanding. Karena apa? Mereka telah mencederai unsur utama sepakbola bahwa bermain bola itu untuk menang bukan untuk kalah,” imbuhnya. (JIBI/SOLOPOS)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif