Jogja
Rabu, 29 Oktober 2014 - 10:20 WIB

PENGGELAPAN MOTOR JOGJA : Pelaku Mengaku Bawaannya Ingin Menduitkan Motor yang Disewa

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengembalian batang bukti penipuan, Selasa (28/10/2014). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA-Rohaniati, 35, ibu rumah tangga asal Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul nekat menggelapkan 17 unit sepeda motor berdalih karena ia harus menutupi hutang dari rentenir yang harus diangsur setiap hari.

“Saya harus mengasur hutang rentenir Rp700 ribu per hari,” ucap Rohaniati disela-sela penyerahan barang bukti motor hasil penggelapan pada korban di Markas Polsekta Umbulharjo, Selasa (28/10/2014).

Advertisement

Rohaniati tidak ingat lagi berapa hutang kepada rentenir tersebut. Yang jelas, jumlah hutangnya lebih dari Rp50 juta untuk usaha. Awalnya dia harus membayar angsuran hutang Rp400.000 per hari. Namun karena ia jarang mengangsur akhirnya bunga pinjaman naik menjadi Rp700.000 per hari. Untuk menutupi utang dia tidak ada jalan lain. Suaminya yang hanya buruh toko kerajinan di Bantul tak cukup untuk membantu membayar utang.

“Untuk biaya sekolah anak-anak saja belum cukup,” ujar ibu dari empat anak ini.

Ia pun awalnya meminjam motor Juli lalu kepada temannya, motor itu untuk sementara di gadaikan kepada orang lain. Uang gadai itu dia gunakan untuk membayar utang, sisanya untuk membayar biaya sewa pemilik motor. Merasa lancar, kelakuan sewa gadai itu menjadi kebiasaan. Bahkan tidak hanya motor teman-temannya.

Advertisement

Rohaniati juga menyasar rental-rental motor yang ad di wilayah Bantul dan Jogja. Modusnya dia menyewa beberapa hari kemudian menambah masa waktu sewa melalui telepon. Motor-motor yang disewa ia gadaikan dengan harga Rp1,5-4 juta. Ia mengaku perbuatannya tersebut merugikan orang.

“Saya juga bingung bawaannya ingin menduitkan setiap motor yang saya sewa,” kata Rohaniati.

Ia baru menyadari ketika polisi menangkapnya di salah satu lokasi jual beli motor bekas di Jalan Brigjen Katamso pada 13 Oktober lalu. Kini dia menyesal karena dengan perbuatannya tersebut justru sulut bertemu empat anaknya.

Advertisement

“Saya minta maaf kepada para korban,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif