News
Rabu, 29 Oktober 2014 - 12:40 WIB

PENANGANAN EBOLA : Kremasi Jadi Solusi Efektif Tapi Terbentur Kepercayaan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Simulasi penanganan Ebola di UGM, Selasa (28/10/2014). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA-Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Suharno mengatakan setiap departemen di pemerintahan diharapkan segera menyusun standar prosedur standar (SOP) mewaspadai ancaman ebola. Seperti menyangkut deteksi, identifikasi, evakuasi, dan isolasi supect,penanganan pasien bahkan penanganan jenazah. Juga penanganan peralatan medis dan peralatan lainnya yang telag bersentuhan langsung dengan penderita.

“Virus tetap akan menular meski penderita sudah meninggal sehingga perlu dipikirkan bagaimana tata cara penguburannya agar tidak membuka peluang penularan.  Harusnya dibakar atau dikremasi, tetapi ini tidak mudah dilakukan karena menyangkut agama dan kepercayaan yang diikuti,” tandasnya.

Advertisement

Dinas Sosial, jelas dia, harus menyiapkan SOP ini, begitu pula dengan dinas-dinas terkait lainnya. Selanjutnya, SOP yang akan disusun hendaknya disesuaikan dengan kondisi sosial-budaya masyarakat Indonesia. Penegakan SOP penting dilakukan dalam menangani korban penyakit ebola karena sangat mudah menular melalui kontak fisik

Tidak hanya itu Sunarno beserta timnya melakukan simulasi penanggulangan penyebaran ebola dengan melibatkan sekitar 200 orang meliputi mahasiswa, karyawan, dan dosen Jurusan Teknik Fisika UGM.  Peserta simulasi diharuskan menjalani pemeriksaan awal melalui pintu yang dilengkapi dengan kamera thermal.

“Lewat kamera thermal ini bisa langsung terukur suhu badannya dan mengenali kulit yang terindikasi ebola, terlihat bercak-bercak,” jelasnya.

Advertisement

Usai melewati alat pemindai, orang yang terdeteksi memiliki panas tubuh tinggi diatas 38 derajat celcius dipisahkan dari barisan untuk menjalani pemeriksaan intensif  dengan infrared thermal detection. Selanjutnya mereka diperiksa oleh paramedis memiliki kelengkapan pakaian khusus untuk menghindari penularan.

Sementara orang yang dinyatakan positif terjangkit penyakit dievakuasi dengan ambulans menunju unit penindakan yang memadahi. Selain itu juga dilakukan simulasi tentang perawatan alat-alat kesehatan yang digunakan dan penindakan jenazah dengan benar.

“Melalui kegiatan ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas tentang penyakit ini, dan bagaimana tata cara penanganannya,” harapnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif