News
Rabu, 29 Oktober 2014 - 08:40 WIB

PENANGANAN EBOLA : FT UGM Susun SOP Mitigasi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Simulasi penanganan Ebola di UGM, Selasa (28/10/2014). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA – Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) bersama  Core Orari DIY dan PIM DIY tengah mempersiapkan penyusunan prosedur standar penanganan dan mitigasi ebola. Rencananya hasil penyusunan SOP akan diserahkan kepada Gubernur DIY.

Berkembangnya penularan penyakit ebola di sejumlah negara Afrika meningkatkan keresahan sebagian besar masyarakat dunia. Data WHO menyebutkan hingga pertengahan Oktober 2014 lalu jumlah kematian akibat virus ini telah mencapai lebih dari 4.033 jiwa di Liberia, Sierra Leone, dan Guinea. Bahkan kini penularannya sudah terjadi di luar negara Afrika.

Advertisement

Guru Besar Fakultas Teknik UGM, Sunarno menyebutkan Indonesia merupakan negara yang juga berisiko terhadap penularan penyakit mematikan ini. Pasalnya, transportasi dan mobilitas penduduk cukup tinggi, termasuk antara Afrika dan Indonesia. Sementara, disisi lain Indonesia belum memiliki standar prosedur standar (SOP) untuk mitigasi dan penanganan penyakit ebola.

“Indonesia sangat perlu untuk segera menyiapkan diri baik dari segi SOP dan teknologi serta dukungan peralatan menghadapi kemungkinan penularan ebola,” ujarnya di sela-sela kegiatan stimulasi penanggulangan penyakit ebola di Fakultas Teknik UGM, Selasa (28/10/2014).

Sunarno mengatakan SOP yang disusun harus benar agar dapat mencegah penularan ebola ke masyarakat. Apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan SOP maka akan memperbesar potensi penularan ebola.

Advertisement

“Justru yang kena adalah petugas medisnya ini menunjukkan kegagalan SOP Amerika. Meskipun sudah memakai baju khusus, namun bagian muka masih terbuka sehingga virus bisa masuk,”terangnya.

Sunarno menjelaskan pemerintah Indonesia harus bertindak cepat menyusun strategi mitigasi penyakit ebola ini karena penularannya telah menyebar di sejumlah negara. Bahkan dikhawatirkan  penyakit akan berkembang dengan tidak terkendali mengingat perubahan karakter virus yang sangat cepat. Sementara hingga saat ini belum ditemukan vaksin maupun obat untuk mengatasi penyakit ini.

“Amerika kebobolan karena pakai SOP lama, padahal ebola karakternya sudah berubah sehingga kita harus menciptakan SOP baru ,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif