News
Selasa, 28 Oktober 2014 - 15:20 WIB

Warga Sariharjo Meninggal Diduga Karena Dianiaya

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mayat. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, SLEMAN – SES, 50, warga Sariharjo, Ngaglik, Sleman akhirnya meninggal dunia di rumah sakit, Minggu (26/10/2014). Korban meninggal diduga karena sebelumnya dianiaya warga atas kasus hubungan gelap yang membelitnya.

Dugaan peristiwa penganiayaan berawal saat korban akan melakukan mediasi atas kasus hubungan gelap yang membelitnya pada Sabtu (18/10/2014) malam.

Advertisement

Dengan diantar oleh salah satu anggota keluarganya, korban akan melakukan mediasi untuk menempuh jalan damai atas kasus hubungan gelap yang dilakukannya.

Mediasi itu rencananya disaksikan tokoh masyarakat yang berlokasi di desa tempat tinggal korban. Sebelum dugaan peristiwa penganiayaan itu terjadi, anggota keluarga korban yang mengantar berada di luar ruangan. Sedangkan korban diminta masuk ke dalam ruangan sebagai tempat mediasi.

Akan tetapi setelah masuk ke dalam ruangan, justru ada pihak yang mematikan lampu di dalam ruangan tersebut. Saat ruangan dalam kondisi gelap itulah, korban kemudian dianiaya hingga mengalami luka bagian kepala. Setelah menjalani perawatan beberapa hari di RS PKU Muhammadiyah Jogja, korban akhirnya meninggal dunia.

Advertisement

Kapolsek Ngaglik, Kompol Partono mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut. Polsek, diakuinya sudah menerima laporan secara resmi dari keluarga korban atas dugaan penganiayaan yang menimbulkan korban jiwa.

Kendati demikian ia masih mempelajari kronologi perkaranya. Ia membenarkan jika saat kejadian lampu tempat mediasi dimatikan. Akibat penganiayaan itu, korban memang mengalami luka lebam bagian kepala.

Karena merasa sakit kemudian pada Rabu (22/10/2014), kata dia, baru dibawa ke rumah sakit sampai akhirnya meninggal.

Advertisement

“Korban akan melakukan mediasi, tapi ada yang mematikan lampu, kemudian entah bagaimana ceritanya, sampai terjadi itu [penganiayaan]. Tapi kami belum dapat memastikan penyebab kematiannya karena. Masih mempelajari visum juga. Karena setelah kejadian korban masih bisa berkomunikasi dan dibawa ke rumah sakit pada Rabu [22/10],” ungkap Partono saat ditemui di lokasi eksekusi lahan di Dusun Nandan, Desa Sariharjo, Ngaglik, Senin (27/10/2014).

Sementara itu keluarga korban enggan memberikan keterangan saat ditemui sejumlah wartawan. Salahsatu keluarga korban UM mengatakan pihaknya menyerahkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.

“Saya tidak bisa berkomentar dahulu, yang pasti kami sudah lapor ke polisi, visum sudah kami serahkan,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif