Jogja
Selasa, 28 Oktober 2014 - 20:40 WIB

Ngalap Berkah Upacara Suran Daruno Daruni

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga berebut gunungan hasil bumi dalam Upacara Adat Suroan Daruno Daruni di Petilasan Ki Daruno Ni Daruni di Dusun X Beran Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Selasa (28/10/2014).

Harianjogja.com, KULONPROGO – Upacara adat Suran Daruno Daruni yang digelar warga Desa Bugel, Kecamatan Panjatan selalu dinanti warga yang berharap berkah dari tradisi tersebut.

Tradisi yang selalu digelar setiap bulan Suro atau Muharam itu tak sekedar sebagai upaya pelestarian budaya tetapi juga ungkapan syukur kepada Sang Pencipta.

Advertisement

Iring-iringan kirab dari Balai Desa Bugel menuju Petilasan Daruno Daruni sejauh 1,5 kilometer menarik perhatian warga sekitar. Barisan bergada atau tentara berjalan perlahan menuju petilasan sambil mengawal sebuah gunungan yang berisi berbagai hasil bumi.

Tiga barisan bergada mengawal gunungan tersebut, di antaranya Bergada Merah Putih, Bergada Panji Gumuk Landean dan Bergada Tombak dan Payung. Gunungan tersebut diarak sepanjang jalan sambil diiringi musik gamelan. Setiap tahunnya warga selalu menanti acara tersebut demi mengharap berkah.

“Tradisi itu sudah kami lakukan sejak lama. Tujuannya untuk nguri-nguri kabudayan dan juga ungkapan syukur pada Tuhan,” ujar Pemangku Adat Dusun X Beran Desa Bugel Prawotowiyono, 71, di sela acara yang digelar di Petilasan Ki Daruno Ni Daruni, Selasa (28/10/2014).

Advertisement

Prawoto mengatakan, warga masih terus mempertahankan tradisi itu. Tradisi itu juga menjadi upaya untuk mempererat silahturahmi antar warga.

Selain itu, upacara adat tersebut juga dilakukan untuk mengenang jasa kedua tokoh. Ki Daruno dan Ni Daruni merupakan pengawal Pangeran Diponegoro yang berjuang di masa penjajahan Belanda tahun 1825-1830.

“Acara itu juga merupakan wujud syukur kami warga Bugel agar selalu mendapatkan kesehatan, kemakmuran dan terhindar dari musibah bencana,” jelas Prawoto.

Advertisement

Puncak dari prosesi adat tersebut yakni ngalab berkah dari gunungan yang telah dikirab. Gunungan yang berisi aneka sayuran dan buah-buahan itu akhirnya diperebutkan warga. Puji Rahayu, 33, salah satu warga mengatakan, bisa mendapatkan uba rampe dipercaya akan mendapatkan berkah.

“Saya tadi berebut isi gunungan, lalu dapat sayuran ada kacang panjang, cabai dan lain-lain. Sayuran itu akan saya masak, saya percaya sayuran itu bisa mendatangkan berkah bagi kami sekeluarga dan bisa bikin awet muda,” papar Puji.

Kepala Desa Bugel Suprih Rahmadi menambahkan, serangkaian acara dari upacara adat tersebut juga dimeriahkan denagn berbagai pertunjukan seni. Acara seni yang digelar yakni, pertunjukan wayang kulit semalam suntuk, atraksi jathilan hingga pengajian akbar yang digelar di halaman petilasan tersebut.

“Gelar budaya tersebut menjadi sarana hiburan dan dapat menjadi daya tarik wisata dari desa kami ini,” jelas Suprih.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif